Follow Us

Peringkat Kekuatan Militernya Jauh di Bawah TNI, Terungkap Mengapa Korea Utara Bisa Kalahkan Indonesia untuk Buat Senjata Nuklir, Sosok Ini yang Jadi Dalang di Baliknya

Dwi Nur Mashitoh - Minggu, 02 Agustus 2020 | 19:13
Ilustrasi - Terungkap mengapa Korea Utara memiliki senjata nuklir walaupun kekuatan militernya jauh berada di bawah TNI.
defensenews.com

Ilustrasi - Terungkap mengapa Korea Utara memiliki senjata nuklir walaupun kekuatan militernya jauh berada di bawah TNI.

Namun, di negaranya Abdul Qader Khan adalah bapak fisikawan nuklir, ahli metalurgi, dan dikenal sebagai "bapak pengayaan uranium".

Dia menciptakan bom atom klandestin untuk negaranya Pakistan, ia menjadi bagian dari tim yang mengembangkan teknologi itu.

Baca Juga: Salip Israel, Indonesia Kembali Masuk dalam Daftar Militer Terkuat di Dunia, Ini yang Buat TNI Berhasil Duduki Peringkat 1 di ASEAN

Awalnya Veerman tidak tahu jika Qader adalah seorang mata-mata hingga akhirnya identitas aslinya terbongkar.

Veerman yang mengetahui bahwa Khan adalah mata-mata melaporkan ke pihak berwenang, sayang laporannya diabaikan.

Akhirnya Khan berhasil melarikan diri dengan cetak biru nuklir dan bagian centrifuge dari tempat kerjanya di Amsterdam.

Dengan demikian, misi Khan menjadi mata-mata sukses dia berhasil mencuri formula rahasia nuklir milik Eropa dan membawa ke negaranya.

Baca Juga: Dijadikan Tempat untuk Menyembunyikan Kapal Selam Bersenjata Nuklir, Titik Terlemah Pangkalan Rahasia Angkatan Laut Korea Utara Dibongkar Pengamat AS : Hancurkan Itu dan Semua yang Ada di Dalamnya Jadi Sia-sia

Khan kemudian membantu membangun senjata nuklir milik Pakistan dengan data yang diperolehnya melalui FDO.

Kemudian, dia juga menjual formula rahasia itu ke Korea Utara, Iran, menurut sumber rahasia dari Pakistan.

Situasi ini memberikan efek domino bagi Veerman, dia dipecat dari tempat kerjanya, dan mengklaim selama beberapa dekade dia dilecehkan oleh agen keamanan.

Kini di usianya yang sudah 84 tahun, Veerman hidup di bawah tahanan rumah tidak resmi di Pakistan, laporn Financial Times.

Source : Intisari Online

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya

Latest