Sosok.ID - Putra Sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka resmi diusung PDIP.
Gibran akan dipasangkan dengan Teguh Prakoso dalam Pemilihan Wali Kota Solo pada 9 Desember 2020 mendatang.
Terjunnya Gibran ke ranah politik menjadi perhatian masyarakat.
Banyak yang terkejut melihat kakak Kaesang Pangarep serius nyemplung ke politik.
Bahkan, muncul isu adanya upaya membangun dinasti politik dengan mengusung putra dari orang nomor satu di Indonesia itu.
Melansir Warta Kota, PDIP angkat suara terkait hal tersebut.
Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira juga menyampaikan pertimbangan mengusung Gibran Rakabuming Raka jadi calon Wali Kota Solo.
"Pasti tidak! Karena kalau partai seperti PDIP mengusung calon di pilkada, tentu pertimbangannya adalah untuk memperoleh dukungan dan memenangkan pilkada," kata Andreas.
Menurutnya, diusungnya Gibran tak lain karena ia merupakan kader yang mumpuni, sehingga kepemimpinan di daerah akan bermanfaat bagi rakyat.
"Dan bagi PDIP memenangkan pilkada yang paling ideal adalah dengan kader partai yang mumpuni," ujarnya.
Andreas menjelaskan, kader yang sukses memimpin daerah pada akhirnya akan membawa harum nama partai.
Selain itu, mengusung kader paling ideal juga dapat meningkatkan elektoral partai, dan terjadi proses kaderisasi untuk kelanjutan kepemimpinan partai, baik di daerah maupun nasional.
Oleh karenanya ia menegaskan, argumen adanya upaya membangun dinasti politik sangat tidak tepat.
"Argumentasi membangun dinasti politik dalam alam demokrasi yang terbuka sebagaimana yang berlangsung di Indonesia saat ini, menjadi tidak relevan," kata dia.
Terlebih, kata Andreas, orang yang memutuskan kader terpilih atau tidak dalam pemilihan langsung adalah rakyat.
Menurutnya, dinasti politik hanya berlaku pada sistem monarki atau sistem totaliter seperti yang dipraktikkan oleh negara Korea Utara.
"Yang memutuskan siapa Walkot Solo dalam pilkada Solo nanti adalah rakyat Solo, bukan Jokowi, bukan pula partai."
"Juga bukan tipe seorang Jokowi untuk menjagokan anaknya atau keluarganya untuk jabatan tertentu, baik di bidang politik maupun bisnis."
"Hal-hal KKN semacam ini belum terdengar pada diri Jokowi."
Andreas lantas menguatkan argumennya dengan memberikan contoh, dimana salah seorang anak dari Presiden Jokowi, pernah dibiarkan meskipun tidak lolos seleksi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Masih kuat dalam ingatan kita, salah satu anaknya Jokowi justru tidak lolos dalam tes PNS, malah dibiarkan saja oleh Jokowi."
"Padahal, kalau mau, tidak sulit bagi Jokowi angkat telepon ke MenPAN RB untuk meloloskan anaknya," beber Andreas.
Adapun pencalonan Gibran, dikatakan Andreas telah melalui banyak pertimbangan matang.
Ada kriteria elektoral dan kompetensi yang harus terpenuhi sebelum diusung oleh partai.
Menyadur Warta Kota, kerja mesin partai PDIP, ditambah dukungan dari partai politik lain, akan menjadi basis elektoral yang kuat bagi Gibran.
Meskipun relatif baru dalam dunia politik, Andreas mengatakan kompetensi Gibran dengan latar belakang lingkungan keluarga, pendidikan, pengalaman di dunia bisnis, dan jaringan sosial yang dimiliki Gibran juga bagus.
"Lepas dari semua itu, mari kita lihat, apa kata rakyat Solo dalam pilkada nanti," ucapnya.
Adapun PDIP membutuhkan waktu yang lama sebelum memutuskan untuk memilih Gibran Rakabuming Raka untuk pilkada Desember mendatang. (*)