"Pemerintah China menolak menerima pakar dari luar negaranya, termasuk Hong Kong. Jadi saya meminta saya mencari informasi," tuturnya.
Teman yang dia hubungi bekerja di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang pertama kali tahu soal virus yang menjalar di Wuhan.
Pada 31 Desember 2019, teman Yan memberitahunya mengenai kemungkinan transmisi antar-manusia, jauh sebelum WHO dan Beijing mengakuinya.
Yan segera memberitahukannya kepada si supervisor.
Tetapi Yan mengingat, dia "hanya menggangguk", dan memintanya untuk terus bekerja.
Pada 9 Januari, WHO merilis pernyataan yang mengatakan berdasarkan otoritas Negeri "Panda", virus ini menyebabkan gejala sangat parah di sejumlah pasien.
Namun, badan kesehatan di bawah PBB itu menyatakan virusnya belum menular antar-manusia.
"Sedikit sekali informasi yang diterima untuk menentukan risiko klaster," jelas WHO.
Mendengar pernyataan itu, Yan mengungkapkan temannya yang biasanya terbuka soal penyakit itu mendadak diam, sementara lainnya memperingatkannya agar tak bertanya secara detil.
Meski sumbernya menerangkan transmisi antar-manusia terus meningkat, pengawas Yan hanya memintanya untuk "diam dan berhati-hati".