Sosok.ID - Sebuah kejadian tak pantas dimana sepasang kekasih melakukan tindak asusila terjadi di salah satu tempat suci di Bali.
Seorang warga memergoki sepasang kekasih berbuat bejat di tempat umum.
Kekasih tersebut merupakan dua pria yang disebut sebagai gay atau pasangan sesama jenis.
Melansir Kompas.com, Kapolsek Ubud AKP I Gede Sudyatmaja menjelaskan, dua orang itu langsung ngacir usai warga memergokinya.
Saat kabur, mereka meninggalkan sepeda motornya.
Mulanya warga tersebut sedang memancing. Namun betapa terkejutnya ia ketika melihat dua pria sedang melakukan hubungan intim.
Terlebih kegiatan tak senonoh itu dilakukan di tempat suci Pancoran Beji, Banjar Kengetan, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali.
Saksi yang melihat kejadian sontak melapor pada aparat kepolisian.
Petugas berhasil menangkap keduanya pada Kamis (9/7/2020).
"Ditangkap karena diduga melakukan hubungan intim sesama jenis di tempat suci di Beji," ujar Sudyatmaja, Jumat (10/7/2020), dikutip dari Kompas.com.
Adapun warga di sekitar lokasi langsung menggelar upacara pecaruan.
Upacara penyucian ini digelar pasca kejadian demi membersihkan kembali tempat suci Pancoran Beji.
Pelaku ditangkap polisi pada Kamis sore di wilayah Denpasar.
Karena ceroboh meninggalkan sepeda motor, identitas pelaku pun dapat dengan cepat ditelusuri.
Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti antara lain sepeda motor, kondom bekas pakai, dan minyak pelicin.
Ketika diamankan, dua pelaku yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka itu tak menyangkal perbuatannya.
Menikah meski tahu sesama jenis
Kasus hubungan sesama jenis di Tanah Air cukup banyak terjadi.
Hal ini tentu dinilai meresahkan karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Baru-baru ini juga viral kisah pasangan sesama jenis yang melangsungkan pernikahan dan nyaris diamuk warga.
Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Masih mengutip sumber yang sama, kejadian bermula ketika warga menghadiri resepsi pernikahan sepasang pengantin.
Mempelai wanita yakni MT (21) dan mempelai pria MTR (24) melangsungkan pernikahan di Desa Baringeng, Kecamatan Lilirilau pada Selasa, (9/6/2020).
Namun seorang warga curiga karena perawakan mempelai pria mirip sekali dengan wanita.
Ia pun mencari asal usul si pengantin pria bohongan melalui kepala desa setempat.
Baca Juga: Presiden Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Gereja Ortodoks hingga UNESCO Ungkap Rasa Kecewa
Singkat cerita, komunikasi antara kepala desa kedua mempelai menunjukkan fakta bahwa keduanya adalah wanita.
"Banyak warga yang melapor akan kecurigaan mempelai pria akhirnya saya berkoordinasi dengan kepala desa di mana mempelai pria berasal.
"Ternyata dari data yang ada dia ternyata perempuan bukan laki laki," ujar Kepala Desa Baringeng kata Andi Aris, melalui pesan singkat, Sabtu, (13/6/2020).
Pernikahan itu tidak diketahui Kepala Desa karena tidak adanya laporan masuk.
Baca Juga: Presiden Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Gereja Ortodoks hingga UNESCO Ungkap Rasa Kecewa
Ironisnya, keduanya saling mengetahui identitas masing-masing dan tetap nekat menjalani pernikahan.
"Dari hasil penyelidikan bahwa MT ini sejatinya mengetahui bahwa MTR ini adalah seorang wanita dan telah menjalin asmara sejak lima bulan lalu.
"Adapun ijab kabul mereka terlaksana setelah MTR memalsukan identitasnya kepada orangtua MT bahwa dirinya adalah seorang pria.
"Padahal sejatinya adalah wanita," kata Kapolres Soppeng AKBP Puji Saputro Bowo Leksono, dikutip dari Kompas.com. (*)