Tetapi Wu Guizhen, kepala Institut Nasional untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Viral mengatakan strain yang ditemukan di Beijing memiliki dua "mutasi asing".
Satu mutasi mrip dengan yang pertama kali muncul di Eropa dan lainnya pertama kali dilaporkan di Inggris sevelum menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika.
Mutasi-mutasi itu telah terdeteksi di Tiongkok pada bulan Maret, dari para pelancong yang kembali dari luar negeri, kata Wu kepada surat kabar resmi Science and Technology Daily, Jumat.
Dia menambahkan bahwa strain yang ditemukan di Beijing secara genetik lebih tua daripada yang beredar di Eropa saat ini.
Menambah kerumitan bagi para penyelidik, direktur CDC China Gao Fu mengatakan kepada Beijing Daily bulan lalu bahwa virus itu mungkin ada di pasar makanan Beijing selama satu atau dua bulan sebelum wabah.
Virus itu diperkirakan lebih suka suhu rendah, dan Gao mengatakan bisa saja "bersembunyi" di lingkungan pasar yang dingin, lembab, dan gelap.
Tetapi menurut seorang peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, kemungkinan besar wabah itu disebabkan oleh "peristiwa yang cukup baru, kemungkinan pada bulan Juni".
Peneliti tersebut merupakan bagian dari tim yang telah menganalisis lebih dari 60.000 urutan genetik virus dalam basis data global.
Mereka menemukan lebih dari 200 jenis virus terkait erat dengan sampel dari Beijing.