Follow Us

Patahkan Tudingan Terhadap Eropa, Peneliti Harvard Sebut Kemungkinan Virus Corona yang Kembali Mewabah di Beijing Berasal dari Asia Tenggara

Dwi Nur Mashitoh - Sabtu, 04 Juli 2020 | 13:42
Peneliti Harvard sebut kemungkinan virus corona yang kembali mewabah di Beijing bersal dari Asia Tenggara, padahal sebelumnya diyakini berasal dari Eropa.
Tribunnews

Peneliti Harvard sebut kemungkinan virus corona yang kembali mewabah di Beijing bersal dari Asia Tenggara, padahal sebelumnya diyakini berasal dari Eropa.

Kalster infeksi baru muncul di Beijing pada 11 Juni 2020 setelah Ibu Kota Tiongkok melaporkan nol kasus selama hampir dua bulan berturut-turut.

Lebih dari 7 juta orang di Beijing telah dites sebagai upaya untuk mengendalikan wabah.

Baca Juga: Ilmuwan Bongkar Kecerobohan China yang Diduga Jadi Penyebab Virus Corona Menyebar Luas hingga ke Seluruh Penjuru Dunia

Sejauh ini, ditemukan 326 kasus yang sebagian besar berhubungan dengan pasar makanan grosir.

Di Wuhan, tempat virus pertama kali dilaporkan pada Desember 2019, kasus awal juga berhubungan dengan pasar makanan.

Wu Zunyou, kepala ilmuwan CDC China mengatakan bahwa kemiripan tersebut bisa menjadi petunjuk tentang asal muasal wabah.

Kasus di kedua kota "terkonsentrasi di kawasan yang menjual makanan laut", katanya kepada China News Service, Senin.

Baca Juga: Bongkar Fakta Soal Kondisi Wuhan Saat Diserang Wabah Virus Corona, Mantan Pengacara Ini Langsung Diciduk Aparat, Diamankan dengan Tuduhan yang Biasa Digunakan untuk Menangkap Pembangkang di China

"Urutan genetika menunjukkan virus di Beijing tidak mungkin berasal dari hewan, juga bukan berasal dari strain yang lazim seperti sebelumnya."

CDC China mengatakan dalam sebuah laporan pekan lalu bahwa strain yang ditemukan dalam wabah di Beijing akhir-akhir ini merupakan hasil impor.

Virus itu kemungkinan dibawa ke pasar oleh seseorang yang terinfeksi atau terbawa melalui makanan yang terkontaminasi dari luar negeri.

Yang Peng, seorang peneliti dari Pusan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Beijing mengatakan kepada media lokal bahwa penyelidikan mereka menuju "ke arah Eropa".

Source : South China Morning Post

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya

Latest