Sosok.ID - Pimpinan Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengancam perang dunia ketiga dengan Korea Selatan.
Ancaman itu dilayangkan usai foto sang istri, Ri Sol Ju yang diedit tak pantas dikirim ke Korea Utara.
Melansir dari The Sun, selebaran anti-Pyongyang dari pembelot di Korea Selatan melintasi perbatasan dengan balon pada 31 Mei 2020 lalu.
Selebaran-selebaran tersebut juga disertai foto Ibu Negara Korea Utara Ri Sol Ju yang diedit tak pantas.
Insiden itu kemudian menyebabkan "kemarahan besar" di ibu kota, Agence France-Presse melaporkan.
Kim Jong Un kemudian meledakkan kantor penghubung di Kaesong, tepat di perbatasan pada 16 Juni 2020.
Dalam waktu yang sama, Korea Utara juga mengancam aksi militer yang diduga sebagai balasan dari aksi pengiriman selebaran.
Duta Besar Rusia untuk Korea Utara Alexander Matsegora mengatakan kepada outlet media Rusia TASS :
"Selebaran itu berisi propaganda kotor dan menghina yang ditujukan untuk pasangan sang pemimpin."
Dia mengatakan, gambar itu diedit "dengan cara yang asal-asalan" hingga menjadi "keterlaluan" bagi Korea Utara.
Kantor penghubung diledakkan selang beberapa hari usai adik perempuan Kim Jong Un, Ki Yo Jong memberi peringatan.
Yakni, "tentang sebuah adegan tragis dari kantor penghubung bersama antara Utara-Selatan yang tidak berguna benar-benar runtuh."
Hari berikutnya Pyongyang mengumumkan akan melanjutkan latihan militer.
Mereka juga meningkatkan kesiagaan di kota-kota perbatasan.
Korea Utara juga hendak membangun pos penjagaan tapi dibatalkan pada Rabu lalu.
Tindakan ini merupakan aksi paling provokatif di semenanjung Korea Utara.
Terhitung sejak terbentuknya perjanjian dengan Korea Selatan untuk meredam ketegangan pada 2018 silam.
Mengirim selebaran propaganda menggunakan balon telah menjadi taktik umum di kedua negara Korea.
Di mana keduanya masih berperang secara teknis, karena Perang Korea 1950-1953 berakhir tanpa petjanjian damai.
Pada bulan Mei, pembelot Korea Utara di Korea Selatan menjatuhkan 500.000 selebaran, uang tinai, USB, dan kartu SD ke negara Kim Jong Un dengan menggunakan 20 balon.
Kim Jong Un kemudian terpaksa mengirim 12 juta selebaran ke Korea Selatan setelah meledakkan kantor penghubung.
(*)