Follow Us

Luhut Kaget Bank Dunia Umumkan Ekonomi Indonesia Menguat, Sri Mulyani Sempat Singgung Butuh Waktu 23 Tahun, Apa Untungnya Naik Status?

Rifka Amalia - Kamis, 02 Juli 2020 | 19:35
Di tengah pandemi virus corona, Bank Dunia mengumumkan kabar baik untuk Indonesia. Luhut Binsar Padjaitan sampai kaget
Ilustrasi rupiah dan dolar kompas.com

Di tengah pandemi virus corona, Bank Dunia mengumumkan kabar baik untuk Indonesia. Luhut Binsar Padjaitan sampai kaget

Baca Juga: Jangan Kaget! Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia, Sri Mulyani Terbitkan Surat Utang Negara Bertenor Setengah Abad, Bakal Jatuh Tempo di Tahun 2070

"Jadi apakah Indonesia akan mengikuti Brazil, Meksiko, Malaysia, selama 20 tahun menjadi negara upper middle dan enggak bisa jadi high income country? Ini tergantung cara kita mengatasi masalah middle income trap," kata dia.

Saat itu lah ia mengatakan Indonesia butuh waktu 23 tahun untuk mencapainya.

"Indonesia menjadi lower middle income selama 23 tahun dan baru menjadi upper middle income baru satu tahun ini," ujar Sri Mulyani.

Kendati demikian Indonesia memiliki PR lain, yakni mengahadapi tantangan untuk melepaskan diri dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

Baca Juga: Beraninya Rocky Gerung Sebut Jokowi Marah Cuma Drama Korea dalam Istana: Makin Absurd, Butuh Episode Baru

Sri Mulyani menjelaskan, status upper middle income akan memperkuat kepercayaan serta persepsi investor, mitra dagang, mitra bilateral dan mitra pembangunan atas ketahanan ekonomi Indonesia.

"Pada gilirannya, status ini diharapkan dapat meningkatkan investasi, memperbaiki kinerja current account, mendorong daya saing ekonomi dan memperkuat dukungan pembiayaan," katanya.

Ini merupakan hasil dari kerja keras masyarakat dan Pemerintah Indonesia dalam menumbuhkan ekonomi yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Marahnya Presiden Bukan Main-main, Fadli Zon Malah Sebut Nggak Guna Jokowi Frustasi, Singgung Tak Cakap Jadi Pemimpin

Adapun pemerintah saat ini terus mendorong serangkaian kebijakan reformasi struktural yang difokuskan pada peningkatan daya saing perekonomian.

"Terutama aspek modal manusia dan produktivitas, kapasitas dan kapabilitas industri untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi defisit transaksi berjalan, dan pemanfaatan ekonomi digital untuk mendorong pemberdayaan ekonomi secara luas dan merata," jelas Sri Mulyani. (*)

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest