Rocky mengatakan masyarakat perlu melihat perubahan itu.
"Mestinya dituntut konsekuensinya ada setelah 10 hari, yang mesti dipamerkan adalah reshuffle supaya orang tahu dalam pikiran saya kalau reshufflenya hari ini baru video itu dibuka," katanya.
"Jadi orang anggap oh itu alasannya, kalau sekarang orang yang berpotensi direshuffle udah pasang kuda-kuda dulu, jadi tukar tambah selesai baru videonya dikeluarin," tambahnya.
Lebih lanjut Rocky menilai orang akan mempertanyakan sekuel lanjutan dari "drama korea istana".
"Sebagai penonton partai politik pasti lagi rapat siap-siap siapa yang akan diajukan sebagai pengganti, atau berpikir lebih radikal ok kita mundur lebih dahulu," kata Rocky Gerung.
"Saya kira iya tuh satu, dua partai menganggap bahwa udah gak enak dramanya partai berebut cari muka juga pada rakyat, mereka tidak terikat dengan kebijakan presiden, mereka independent."
"Presiden lagi cari muka pada rakyat untuk dapat pembenaran bahwa dia menghukum partai, partai juga sama dengan memikirkan ok kami akan mundur lebih dulu."
"Jadi jebakan itu sebetulnya bagian buruk dari demokrasi kita, semua yang terjadi begitu," ungkapnya.
Rocky pun menyindir soal alur drama politik yang diibaratkannya sebagai drakor, sudah terlalu membosankan.