Follow Us

KTT ASEAN, Negara-negara Asia Tenggara Tuding China Terang-terangan Tantang Hukum Internasional, Filipina Pilih Minta Bantuan Militer AS, Pecah Perang?

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Sabtu, 27 Juni 2020 | 14:35
KTT ASEAN, Negara-negara Asia Tenggara Tuding China Terang-terangan Tantang Hukum Internasional, Filipina Pilih Minta Bantuan Militer AS, Pecah Perang?
nicexams.com

KTT ASEAN, Negara-negara Asia Tenggara Tuding China Terang-terangan Tantang Hukum Internasional, Filipina Pilih Minta Bantuan Militer AS, Pecah Perang?

Sosok.ID - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) baru saja dilaksanakan pada hari Jumat (26/6/2020) kemarin.

Dalam pertemuan tersebut selain membahas kerjasama antar negara Asia Tenggara, negara-negara di ASEAN juga membahas mengenai bidang keamanan.

Hal itu dibahas lantaran China semakin berani menyenggol negara-negara Asia Tenggara dalam hal batas wilayah.

Vietnam dan Filipina menjadi negara yang vokal mengatakan kekhawatiran mereka terhadap perbuatan curang Tiongkok tersebut.

Baca Juga: Kemungkinan Pecah Perang Dinilai Cukup Tinggi, Menteri AS Ungkap ASEAN Akan Jadi Medan Pertempuran China vs Amerika Serikat, Pejabat Asia Tenggara Marah Besar!

Bahkan secara blak-blakan Vietnam menyebut China memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Ungkapan itu lantaran terang-terangan China melanggar perjanjian dan hukum internasional mengenai batas wilayah negara yang dilanggar oleh mereka.

Tak hanya melanggar, China sudah mengganggu kedaulatan wilayah Vietnam dan Filipina dengan membangun sebuah pulau buatan untuk memperluas wilayah negaranya sendiri.

Kedua negara tersebut sebenarnya telah melayangkan protes ke China pada bulan April lalu.

Baca Juga: Kembali Tiongkok Tabrak Kapal Nelayan Vietnam dan Rampas Hasil Tangkapan di Laut China Selatan, Geram, Negara ASEAN Termasuk Indonesia Angkat Bicara!

Namun protes tersebut tak digubris oleh negeri Tirai Bambu yang masih saja mendeklarasikan pembentukan distrik administrasi baru di pulau-pulau yang mereka sengketakan.

Source : Reuters, nhk.or.jp, South China Morning Post

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest