"Semuanya terasa kabur," kata Mery, tetapi ia mengaku tidak stres.
"Saya merasa sangat bahagia menyadari bahwa saya sudah punya bayi dan setelah melahirkan saya merasa lega karena rasa sakitnya sudah berakhir."
Suku-suku Penan percaya bahwa melahirkan anak adalah sebuah berkah, bahkan bagi pasangan yang sangat muda sekali pun.
Mary sama sekali tidak menyadari risiko kehamilan remaja dan baru mengetahuinya saat memeriksakan kehamilan pertamanya.
Mery dan Peter sangat menyayangi putra mereka, tetapi setelah berusia satu bulan bayi itu diadopsi oleh sepupu Mery yang belum juga dikaruniai momongan.
Beruntung rumah sepupu Mery tak jauh dari tempat tinggal mereka, sehingga keduanya bisa sering-sering mengunjungi bayinya.
Pasangan itu ingin memiliki banyak anak, tapi Mery kini tengah menggunakan alat kontrasepsi hingga ia siap hamil lagi steelah berusia 18 tahun nanti.
Mery masih ingin kembali ke sekolah tapi ia tak berhak memutuskannya.
"Saya ingin, tapi itu terserah suami saya juga. Saya tidak yakin. Karena meskipun saya mau, suami saya mungkin tidak menginginkannya," tambahnya.