"Dia bertanya : 'Kenapa? Karena orang tua kita sudah tahu bahwa kita bersama dan bagi mereka kita sudah dianggap menikah'."
Pada akhirnya, Mery terpaksa mengiyakan lamaran itu.
Kendati terpaksa, namun Mery tidak merasa marah karena harus menikah muda.
"Bagi kami, pernikahan itu baik. Kami meyakini bahwa jatuh cinta dan menikah adalah kehendak Tuhan. Begitulah."
Tiga bulan setelah menikah, Mery hamil dan ia sedang bersantai di rumahnya ketika hendak melahirkan pada Juli 2019 silam.
Kala itu, dia tidak menyadari apa yang terjadi padanya.
"Saya terkejut. Saya merasa seperti ingin BAB, tetapi ketika saya pergi ke toilet dan merasakan sakit di punggung, saya baru sadar bahwa saya akan melahirkan," katanya.
Ayah, saudara perempuan, dan nenek Mery serta Peter kemudian membawanya ke rumah sakit yang berjarak 270 km dari desa mereka.
Setidaknya mereka harus menempuh perjalanan selama 6 jam.
Tapi, bayi Mery keburu lahir di dalam mobil hingga sang nenek harus memotong sendiri tali pusar sang jabang bayi menggunakan gunting.