"Saya prihatin karena Bintang Emon seorang anak muda yang menyampaikan kritik sosial, menyuarakan kritik adanya suatu ketidakadilan atas suatu proses hukum yang dilakukan terhadap pelaku penyerangan atas diri saya," kata Novel, Selasa (16/6/2020).
Novel berpendapat, dari kasusnya itu dapat dilihat bahwa terdapat proses penegakan hukum yang bermasalah.
Baca Juga: India Membalas! Giliran 43 Tentara China Mati di Tangan Militer Negeri Bollywood
Bintang Emon buktikan negatif narkoba.
"Proses itu tampak sekali keterlaluan, tampak sekali mempertontonkan wajah hukum yang buruk dan lucu. Sehingga saya melihat kritik sosial itu sudah pada tempatnya," ujar Novel.
Melansir Kompas.com, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo pun menyampaikan pendapat yang serupa.
Yudi menuturkan, justru video yang dibuat Bintang Emon telah menunjukkan bahwa generasi muda masih vokal dan berani menyuarakan kebenaran.
"Apa yang disuarakan Bintang Emon mewakili suara idealis kaum muda yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini dan mempunyai harapan Indonesia bebas dari korupsi," kata Yudi.
Banyaknya akun-akun anonim yang menyerang Emon, lantas dihubungkan dengan buzzer pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman bahkan dengan gamblang mengatakan rezim Jokowi otoriter.
"Bagi saya ini bukti rezim Jokowi (Presiden Joko Widodo) antikritik, antidemokrasi, otoriter, dan tidak ingin dengar suara rakyat," kata Benny.