Sosok.ID - Netizen Indonesia digegerkan dengan uang koin lawas Rp 1.000 rupiah bergambar kelapa sawit yang dijual puluhan juta di toko online.
Uang yang diterbitkan pada tahun 1993 bahkan ada yang mematok harga satu koinnya mencapai Rp 50 juta.
Salah satu akun gosip, @nenk_update pun juga ikut menyoroti dengan tangkapan layar penawaran uang koin tersebut.
Selain foto, mereka juga menyematkan harga untuk para pelanggan yang ingin membeli uang koin tersebut.
Bagian yang mencuri perhatian warganet adalah harga yang ditawarkan.
Bukan puluhan ribu atau ratusan ribu, melainkan uang koin tersebut dibandrol dengan harga puluhan juta.
Bahkan harganya dipatok mulai Rp 17 juta sampai tembus Rp 50 juta hingga membuat netizen keheranan.
Tapi di pelapak lain, ada yang menjual uang koin yang memiliki pinggiran berwarna silver dan inti berwarna kekuningan ini dengan harga yang jauh lebih murah.
Ada yang menawarkannya hanya Rp3 ribu hingga Rp5 ribu rupiah.
Terkait viralnya harga uang koin Rp 1000 bergambar kelapa sawit tersebut, Kolektor sekaligus penjual uang kuno asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sutomo memberikan komentarnya
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh para pelapak yang menawarkan uang koin Rp1.000 kelapa sawit dengan harga puluhan juta dilakukan secara asal-asalan.
"Adapun harga bertebaran di internet banyak yang asal posting saja," kata Sutomo kepada Tribunnews, Senin(15/6/2020).
Kang Tomo, sapaannya menatakan bahwa uang koin tersebut belum masuk kategori uang yang kuno dan menganggap viralnya harga koin itu tak masuk akal.
Dirinya pun mengaku sering menjual uang koin serupa namun dengan bandrol hanya Rp 1.500 per koinnya.
"Itu (uang koin Rp1.000 kelapa sawit) masih banyak jumlahnya. Mustahil jika harganya jutaan. Sementara uang yang sudah puluhan tahun aja, kenaikannya tidak terlalu signifikan," imbuhnya.
Kang Tomo kemudian membeberkan sejumlah kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan uang tersebut sudah kuno atau tidak.
Kriteria pertama uang tersebut sudah tidak diterbitkan lagi oleh Bank Indonesia (BI) dan juga sudah ditarik peredarannya.
"Misalnya uang tahun 70-an hingga ke bawah sudah termasuk langka itu," kata dia.
Kemudian kriteria kedua sebuah uang dapat dinilai kuno dari jumlahnya yang diterbitkan.
Semakin sedikit uang nominal tersebut beredar, maka nilai kunonya akan juga bertambah.
"Misalnya di tahun 1952 ada uang seri budaya namanya. Itu ada pecahan Rp5 rupiah hingga Rp1.000. Yang Rp1.000 ini yang paling mahal karena susah carinya. Atau uang bergambar Soekarno, dengan tahun edar 1960. Banyak orang yang berlomba-lomba mencarinya," lanjut Kang Tomo.
Ia pun menyarankan masyarakat yang sekarang ingin berkecimpung di dunia uang kuno harus lebih realistis.
Kang Tomo juga berharap masyarakat dapat memanfaatkan media sosial lainnya untuk mengecek nilai uang kuno yang ada.
"Lebih banyak membaca literatur, jadi mereka tidak terjebak dengan penawaran tersebut. Di Facebook misalnya, banyak komunitas uang kuno bisa digunakan untuk wadah tanya-tanya," tandas Tomo. (*)