Kapal induk kelas Nimitz bisa berlayar dengan kecepatan di atas 30 knot, mengarungi perairan selama 90 hari tanpa harus mengisi ulang perbekalan, dan meluncurkan pesawat terbang ratusan kilometer dari sasaran.
Salah satu kapal induk kelas Nimitz adalah USS Theodore Roosevelt yang bisa berlayar 159 hari tanpa singgah di pelabuhan saat bertugas dalam Operasi Enduring Freedom.
Desain kelas Nimitz memang telah mengakomodasi berbagai teknologi terbaru dalam beberapa dekade terakhir, tetapi tetap saja kemampuannya terbatas untuk teknologi terbaru.
Nah, USS Gerald R Ford dirancang untuk mengikuti teknologi terbaru, dengan desain yang jauh lebih efisien.
Salah satu yang AS tingkatkan kemampuannya adalah dek yang juga berfungsi sebagai landasan pacu.
Dengan teknologi baru, USS Gerald R Ford bisa melayani 160 sortie sehari dan bisa ditingkatkan hingga maksimal 270 sortie sehari.
Pada Maret 2020 lalu, USS Gerald R Ford mencapai pelayanan 1.000 kali pendaratan pesawat sayap tetap (fixed wing) menggunakan Advanced Arresting Gear (AAG).
USS Gerald R Ford juga memiliki pembangkit nuklir jenis baru, ketapel elektromagnetik, bisa mengangkut 75 pesawat, dan masa pakai hingga 50 tahun.
Selain itu, kapal induk ini bisa beroperasi dengan jumlah kru yang lebih sedikit ketimbang kapal induk kelas Nimitz, yaitu hanya 508 perwira dan 3.789 prajurit.
Lalu, berapa biaya pembangunan kapal super ini? Biaya pembangunan kapal raksasa ini tidak murah, mencapau US$ 13 miliar atau sekitar Rp 188,5 triliun (kurs Rp 14.500).