Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

3 Rekan Sesama ABK Kapal China Dilarung ke Laut Setelah Meninggal, ABK Asal Demak Buka Suara Kekejaman di Kapal: Mereka Panggil Kami Laowei yang Artinya Orang Rendahan

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 14 Mei 2020 | 18:35
3 Rekan Sesama ABK Kapal China Dilarung ke Laut Setelah Meninggal, ABK Asal Demak Buka Suara Kekejaman di Kapal: Mereka Panggil Kami Laowei yang Artinya Orang Rendahan
Kolase dok.pribadi via Kompas.com

3 Rekan Sesama ABK Kapal China Dilarung ke Laut Setelah Meninggal, ABK Asal Demak Buka Suara Kekejaman di Kapal: Mereka Panggil Kami Laowei yang Artinya Orang Rendahan

Ditemani oleh rekan sebayanya yang juga sama-sama mendaftar jadi TKI, cerita hidup Yuli untuk meraih masa depan cerah dimulai.

"Kontrak saya dengan PT di Pemalang itu, tertera gaji 300 USD. Dibayarkan tiap tiga bulan sekali dikirimkan ke rumah," tutur Yuli di rumahnya, RT 3 RW 4, Dukuh Karangturi, Desa Karangrejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (13/5/2020), dikutip dari Kompas.com.

Ternyata apa yang dijanjikan di awal kerja mengenai gaji tersebut tidaklah sesuai perkiraan Yuli.

Baca Juga: Gaji Suaminya yang Kelewat Tajir Bisa Kalahkan Presiden, Terungkap Alasan Pedangdut Ini Ngotot Tetap Bekerja Walaupun Ditentang Anak Kandungnya Sendiri : Kalau Cuma Berharap dari Papa Nggak Cukup

Dari upah yang seharusnya sekitar Rp 4.800.000 per bulan, keluarga di rumah hanya mendapatkan uang sekitar Rp 1.500.000.

Saat minggu pertama berada di atas kapal, Yuli kaget dengan pekerjaan yang ia dapatkan lantaran tak ada keterangan yang pasti dari kantor penyalur TKI mengenai jenis pekerjaan maupun standar operasional prosedur (SOP) yang harus ia jalankan.

Kapal yang ia naiki adalah kapal golongan ukuran 2.000 gross ton.

Dirinya pun mengaku kesusahan saat berkomunikasi dengan rekan kerja yang berasal dari negara berbeda-beda tersebut.

Baca Juga: Indonesia Protes Keras WHO Gegara Keluarkan Imbauan Menyesatkan yang Rugikan Banyak Negara Besar-besaran: Infografis WHO menyesatkan dan tidak akurat

Yuli saat menjadi ABK , memperlihatkan cumi cumi sebesar 80 kilogram hasil tangkapan di perairan Peru
(Dokumentasi Pribadi Yuli Triyanto)

Yuli saat menjadi ABK , memperlihatkan cumi cumi sebesar 80 kilogram hasil tangkapan di perairan Peru

"Awalnya pakai bahasa isyarat. Orang-orang China di atas kapal tempat saya bekerja itu tegas dan disiplin. Tanpa basa basi. Kerja dan kerja adalah keseharian mereka," ungkapnya dengan mimik serius.

Sebenarnya jika para ABK asal Indonesia sudah dibekali dengan petunjuk SOP, Yuli merasa perlakuan kasar mungkin bisa diminimalkan.

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x