Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Indonesia Protes Keras WHO Gegara Keluarkan Imbauan Menyesatkan yang Rugikan Banyak Negara Besar-besaran: Infografis WHO menyesatkan dan tidak akurat

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 14 Mei 2020 | 16:00
Indonesia Protes Keras WHO Gegara Keluarkan Imbauan Menyesatkan yang Rugikan Banyak Negara Besar-besaran: Infografis WHO menyesatkan dan tidak akurat
El Pais

Indonesia Protes Keras WHO Gegara Keluarkan Imbauan Menyesatkan yang Rugikan Banyak Negara Besar-besaran: Infografis WHO menyesatkan dan tidak akurat

Sosok.ID - Indonesia bersama negara tetangga Malaysia sempat bersitegang dengan otoritas kesehatan dunia (WHO) belum lama ini.

Hal itu lantaran imbauan menyesatkan yang dikeluarkan oleh WHO mengenai salah satu tanaman yang banyak tumbuh di kedua negara tersebut.

Bahkan imbauan yang dikeluarkan oleh WHO itu bisa mematikan pasaran dari tanaman penghasil minyak tersebut.

Dalam sebuah infografis yang diterbitkan oleh WHO beberapa waktu lalu, otoritas kesehatan dunia ini secara terang-terangan melarang konsumsi salah satu jenis pohon palem-paleman tersebut.

Baca Juga: Perhiasannya Kadung Mirip dengan Nagita Slavina, Ayu Ting Ting Ternyata Punya Gelang Rp 50 Juta Lebih Mahal dari Milik Istri Raffi Ahmad!

WHO menganjurkan kepada masyarakat khususnya orang dewasa yang tertuang di infografis tersebut untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung saturated fats (lemak jenuh).

Hal itu langsung merujuk pada minyak sawit dan minyak kelapa yang banyak tumbuh dan jadi komoditas dagang di Indonesia maupun Malaysia.

Infografis yang diberi judul "Nutrition Advice for Adults During Covid-19", diterbitkan oleh kantor regional WHO Mediterania Timur, edisi 7 Mei 2020.

Apa yang dikeluarkan oleh WHO tersebut membuat Indonesia dan Malaysia pun geram.

Baca Juga: Bukan Sekadar Pemuas Nafsu sang Penguasa, 20 Selir Raja Thailand Ternyata Dianggap Layaknya Unit Militer Pasukan Khusus, Setiap Gundik Bahkan Memiliki Pangkat Layaknya Anggota Militer

Kegeraman tersebut lantaran apa yang dilakukan WHO ini bukan kali pertama untuk mematikan industri kelapa di dua negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia ini.

Dalam buletin resmi yang dirilis Januari 2019 silam, sebuah tulisan yang bertajuk, "The Palm Oil Industry and Noncommunicable Disesae" diterbitkan oleh WHO.

Tulisan tersebut menggambarkan bahaya dari minyak kelapa sawit sama halnya bahaya dari tembakau dan alkohol yang dikonsumsi manusia.

Menurut WHO konsumsi minyak kelapa berdampak negatif baik bagi manusia dan kesehatan di bumi.

Baca Juga: Kali Ini Bukan Terawangan, Mbah Mijan Sudah Lontarkan Peringatan, Ada Apa Ini?

Bahkan pernyataan WHO setahun lalu itu tak pernah meralat penyataannya tersebut.

Oleh kegeraman tersebut, Wakil Menteri Luar Negari, Mahendra Siregar menyurati WHO secara keras.

Ia pun menyarankan agar otoritas kesehatan seluruh dunia itu menciptakan perspektif yang seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit.

Mahendra pun juga menyindir WHO untuk bisa lebih berhati-hati dalam mengeluarkan saran yang bersifat umum untuk masyarakat dunia.

Baca Juga: Begini Cara Mudah Agar Musikmu Dapat Didengarkan Orang Banyak dan Berujung Mendatangkan Duit

Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis produk, Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). CPO

Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis produk, Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). CPO

Melansir dari Kontan.co.id, Rabu (13/5/2020), Mahendra mengatakan pemerintah Indonesia prihatin dengan konten materi yang tidak berimbang di tengah pandemi virus corona seperti saat ini.

Padahal konsumsi minyak sawit sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia di tengah isu kesehatan seperti saat ini.

Dalam surat tersebut, terdapat 7 poin yang mengoreksi artikel WHO.

Salah satunya, Mahendra meminta WHO untuk membuat perubahan pada isi publikasi, menerapkan prinsip imparsialitas sebagaimana layaknya Badan PBB, menciptakan perspektif yang lebih seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit, serta menerapkan prinsip kehati-hatian ketika menerapkan saran yang bersifat umum ke dalam konteks yang bersifat khusus.

Baca Juga: 12 Tahun Hidupnya Dipakai Mengabdi Layani Syahrini dari Pagi Hingga Malam, Asisten Pribadi Sempat Blak-blakkan Bongkar Tabiat Majikannya: Suka Teriak-teriak!

Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) juga mendesak hal yang serupa dengan Indonesia dan Malaysia pada WHO.

CPOPC mengklarifikasi meski miliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, minyak sawit aman dikonsumsi lantaran memiliki komposisi yang beragam.

Termasuk asam lemak yang berimbang yang telah dikonfirmasi oleh banyak studi penelitian ilmiah secara global.

"Infografis WHO menyesatkan dan tidak akurat. Minyak sawit adalah minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia," tulis CPOPC dalam penjelasan resminya.

Baca Juga: China Kembangkan Rudal Nuklir Bawah Laut SLBM JL-3 Dengan Jangkauan 12.000 Km, Sekali Tembak Bisa Hancurkan AS

Guru Besar Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Raharjo mengatakan minyak sawit merah alami atau Virgin Red Palm Oil (VRPO) punya kandungan asam palmitat yang merupakan lemak jenuh dan salah satu komponen dominan di dalam minyak sawit.

Asam palmitat berperan penting dalam memberikan perlindungan terhadap paru-paru yang sehat dan merupakan komponen utama dari senyawa fosfolipida yang melapisi dinding bagian dalam rongga alveoli paru-paru.

Baca Juga: Bos TV Ini Rela Tinggalkan Gaji Rp 50 Juta Hanya untuk Menjadi Karyawan Raffi Ahmad, Billy Syahputra : Padahal Satu Karyawan RANS Corp Gajinya Rp 10 Juta

Atas Desakan dari berbagai pihak itupun akhirnya WHO merevisi imbauan menyesatkan mereka terkait kelapa sawit.

WHO regional Mediterania Timur telah menghapuskan informasi yang mencantumkan "do not eat saturated fats" atau tidak mengonsumsi makanan dari minyak sawit dengan kata "eat less saturated fats". (*)

Source :Kontan.co.id who.int

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x