Dalam buletin resmi yang dirilis Januari 2019 silam, sebuah tulisan yang bertajuk, "The Palm Oil Industry and Noncommunicable Disesae" diterbitkan oleh WHO.
Tulisan tersebut menggambarkan bahaya dari minyak kelapa sawit sama halnya bahaya dari tembakau dan alkohol yang dikonsumsi manusia.
Menurut WHO konsumsi minyak kelapa berdampak negatif baik bagi manusia dan kesehatan di bumi.
Baca Juga: Kali Ini Bukan Terawangan, Mbah Mijan Sudah Lontarkan Peringatan, Ada Apa Ini?
Bahkan pernyataan WHO setahun lalu itu tak pernah meralat penyataannya tersebut.
Oleh kegeraman tersebut, Wakil Menteri Luar Negari, Mahendra Siregar menyurati WHO secara keras.
Ia pun menyarankan agar otoritas kesehatan seluruh dunia itu menciptakan perspektif yang seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit.
Mahendra pun juga menyindir WHO untuk bisa lebih berhati-hati dalam mengeluarkan saran yang bersifat umum untuk masyarakat dunia.
Baca Juga: Begini Cara Mudah Agar Musikmu Dapat Didengarkan Orang Banyak dan Berujung Mendatangkan Duit
Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis produk, Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). CPO
Melansir dari Kontan.co.id, Rabu (13/5/2020), Mahendra mengatakan pemerintah Indonesia prihatin dengan konten materi yang tidak berimbang di tengah pandemi virus corona seperti saat ini.
Padahal konsumsi minyak sawit sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia di tengah isu kesehatan seperti saat ini.