Bombardir informasi tentang 'ngerinya Covid-19' dan statement 'Covid membunuhmu', dianggap Jerinx menggiring ketakutan masyarakat.
Hal itu menyebabkan orang menjadi over thinking, terlalu memikirkan gejalanya hingga berbondong-bondong pergi ke rumah sakit.
Padahal, tingkat kesembuhan Covid-19 sebenarnya cukup tinggi dibanding tingkat kematiannya.
"Orang yang tidak sakit justru jadi beneran sakit, karena kepikira. Mereka ramai-rami ke rumah sakit, petugas medis kuwalahan, padahal APD harus ganti berkali-kali," katanya.
Jerinx menyayangkan tindakan semacam itu, sebab tidak semua dokter dalam kondisi prima, banyak pula dokter yang memiliki penyakit bawaan.
Sehingga panik berlebihan dapat menyebabkan dokter-dokter di rumah sakit kuwalahan, sementara banyak pasien selain Covid yang juga membutuhkan penanganan.
"Yang harus dilakukan sekarang adalah menyeimbangkan informasi agar orang memiliki harapan yang besar bahwa Covid ini tidak perlu ditakuti berlebihan," katanya.
"Kita cukup melakukan adaptasi, cuci tangan, pakai masker, jaga jarak seperlunya, cukup," tegas Jerinx.
Mendengar hal itu, Aiman sontak bertanya, untuk apa Jerinx melakukan itu semua jika dia tidak percaya dengan WHO.