Mengapa?
Tentunya ia memiliki jawaban tersendiri soal hal itu.
Saat itu Soekarno ternyata sedang terserang sebuah penyakit.
Berdasarkan buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis oleh Cindy Adam, ketika itu Soekarno merasa suhu badannya sangat tinggi.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, sekitar pukul 08.00 WIB, atau kurang dua jam dari proklamasi, Soekarno masih tertidur di rumahnya di Jalan Pegangsaan, Jakarta.
Soekarno saat itu terkena gejala malaria tertiana.
"Pating greges (sakit semua)," keluh Soekarno kepada dokter yang akan memeriksanya.
Oleh karena itu, dokter pun memberikannya obat agar kondisinya kembali sembuh.
Soekarno pun kembali tertidur.