Sosok.ID - Ahli kesehatan Universitas Indonesia menyebut bahwa tingkat kematian tinggi di Jakarta akibat Covid-19 ada yang melatarbelakangi.
Kondisi itu membuat kesehatan terutama dalam hal pernapasan penduduk Jakarta semakin rentan saat virus corona mulai menyebar di Ibu Kota.
Namun kini setelah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Tinggi (PSBB) kondisi udara di Jakarta pun berangsur-angsur membaik.
Hingga bisa membantu warga Jakarta untuk melawan virus corona.
Guru Besar Universitas Indonesia dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Budi Haryanto meyakini bahwa polusi udara di wilayah Jakarta bisa menjadi salah satu pemicu tingginya angka kasus terkonfirmasi positif dan kematian akibat Covid-19.
Hal tersebut karena orang-orang yang sudah lama terpapar polusi udara menjadi kelompok yang paling rentan terkena Covid-19.
Budi menjelaskan, studi yang dilakukan Universitas Harvard menemukan adanya keterkaitan antara peningkatan 1 gram meter kubik PM2.5 dengan kualitas udara saat ini yang berdampak pada meningkatnya kematian akibat Covid-19 hingga 15 persen.
Lebih lanjut, risiko kematian akibat Covid-19 lebih besar 4,5 kali lipat di wilayah berpolusi PM2.5 yang tinggi, jika dibandingkan dengan daerah berpolusi rendah.
Sebab, gangguan kesehatan atau penyakit kronis yang diakibatkan oleh pencemaran udara dapat menjadi komorbiditas yang memperparah penderita Covid-19.