Sosok.ID - Beberapa hari terakhir, harga masker di pasaran berangsur-angsur mulai turun.
Dari yang mulanya dijual hingga lebih dari Rp 300 ribu untuk 1 box isi 50 pcs, kini mulai turun dengan harga Rp 9.000 per 5 pcs.
Hal ini dipengaruhi oleh permintaan masker bedah yang terus berkurang.
Pasalnya, masyarakat mulai patuh dengan imbauan pemerintah untuk menggunakan masker kain tiap bepergian ke luar rumah.
Baca Juga: Begini Cara Praktis Rawat Masker Kain 3 Lapis, Hemat, Mudah dan Murah
Seperti diketahui, sejak pandemi Covid-19 mulai masuk ke Indonesia, permintaan akan masker bedah meningkat drastis.
Sayangnya hal itu dimanfaatkan oleh beberapa oknum penjual yang tak bertanggung jawab.
Melihat peluang, para oknum itu mulai menimbun masker, thermometer, hingga kebutuhan medis lain.
Namun kini keadaan mulai berbalik.
Kelangkaan masker di pasaran kabarnya terus menurun, sehingga para penimbun pun ditaksir mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.
Melansir Tribunnews.com, pakar ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakata, Lukman Hakim, Ph.D mengatakan, faktor turunnya harga masker dipengaruhi oleh beberapa hal.
Salah satunya adalah impor masker yang kini sudah dilakukan pemerintah.
"Begitu pemerintah sudah impor barang, maka sudah tidak ada lagi kelangkaan. Tidak akan ada lagi antrian beli kebutuhan yang langka," kata Lukma, Selasa (28/4/2020), dikutip dari Tribunnews.com.
Menurut Lukman, anjuran menggunakan masker kain juga berpengaruh pada turunnya harga masker bedah.
Terlebih anjuran itu telah membantu pedagang UMKM untuk memproduksi masker kain secara mandiri.
"Iya (anjuran memakai masker kain) berpengaruh, malah kemudian menimbulkan UMKM baru." kata Lukman.
"Saya lihat di jalan-jalan sekarang orang-orang sudah pada mulai menjual masker rumahan," lanjutnya.
Terkait dengan hal itu, Lukman memaklumi jika para penimbun kini mengalami kerugian besar.
"Dulu di Indonesia permintaan tinggi dan barangnya langka jadi mahal. Begitu barang-barang sudah semakin banyak kan harganya jadi turun," ungkap Lukman.
Oleh karenanya ia meminta kepada masyarakat untuk belajar dari hal tersebut agar lebih tenang dan tidak panik dalam menyikapi virus corona.
Sehingga tidak perlu untuk menimbun barang yang justru akan menimbulkan kelangkaan di tengah kebutuhan petugas medis.
Baca Juga: Tak Ada Hati! 1.000 Stock Masker Puskesmas Dicolong Sopir Ambulans, Dijual Ulang Seharga Rp 5 Juta
"Kalau panik yang untung penimbun, jadi tenang saja, nanti pemerintah punya solusi," kata Lukman.
Adapun di sosial media Twitter, seorang netizen dengan nama pengguna @oktalinee, menceritakan tentang adanya oknum penimbun yang mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.
"Kemaren orang rumah sempet cerita, yg punya toko di p*amuka, udh mulai ngitung2 rugi, sampe 11m katanya, ada temen2 yg udh nyetok Infrared termometer juga pada rugi, udah turun drastis harganya," tulisnya, seperti dikutip Sosok.ID, Rabu (29/4).
Cuitan itu sebagai balasan dari apa yang dikatakan netizen lain @ferdiriva.
"Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi. Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," tulis akun @ferdiriva.
Sementara itu pengguna akun @GiaPratamaMD yang juga seorang dokter yang sempat merasakan kelangkaan masker menuliskan:
"Banyak 'pengusaha' masker rugi milyaran, mereka dapat harga 200k trus beli puluhan ribu box, udah berfantasi untung >150k per box. Trus sekarang masker surgical diproduksi massal dan masyarakat pke masker kain. Harganya anjlok kembali normal. Boro2 ga berkah untungnya, ini malah beneran rugi," tulisnya.
Menanggapi hal itu para netizen ikut membagikan komentarnya.
Baca Juga: Oknum PNS Jadi Dalang Pencurian Masker di RSUD Cianjur, Satu Kotak Dijual Rp 100 Ribu
Alih-alih ikut kasihan, mereka justru senang dengan kerugian para penimbun.
@brigittAdnyana: "Emang udh nunggu bgt saat2 azab penimbun masker kek gini wkwkwk."
@imel_siahaan14: "Maaf sy tertawa diatas kerugian para penimbun."
@Gddynsh: "Dia yang maenin harga pasar, skrg malah dimaenin pasar."
(*)