Sehingga tidak perlu untuk menimbun barang yang justru akan menimbulkan kelangkaan di tengah kebutuhan petugas medis.
Baca Juga: Tak Ada Hati! 1.000 Stock Masker Puskesmas Dicolong Sopir Ambulans, Dijual Ulang Seharga Rp 5 Juta
"Kalau panik yang untung penimbun, jadi tenang saja, nanti pemerintah punya solusi," kata Lukman.
Adapun di sosial media Twitter, seorang netizen dengan nama pengguna @oktalinee, menceritakan tentang adanya oknum penimbun yang mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.
"Kemaren orang rumah sempet cerita, yg punya toko di p*amuka, udh mulai ngitung2 rugi, sampe 11m katanya, ada temen2 yg udh nyetok Infrared termometer juga pada rugi, udah turun drastis harganya," tulisnya, seperti dikutip Sosok.ID, Rabu (29/4).
Cuitan itu sebagai balasan dari apa yang dikatakan netizen lain @ferdiriva.
"Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi. Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," tulis akun @ferdiriva.
Sementara itu pengguna akun @GiaPratamaMD yang juga seorang dokter yang sempat merasakan kelangkaan masker menuliskan:
"Banyak 'pengusaha' masker rugi milyaran, mereka dapat harga 200k trus beli puluhan ribu box, udah berfantasi untung >150k per box. Trus sekarang masker surgical diproduksi massal dan masyarakat pke masker kain. Harganya anjlok kembali normal. Boro2 ga berkah untungnya, ini malah beneran rugi," tulisnya.
Menanggapi hal itu para netizen ikut membagikan komentarnya.