Sosok.ID - Mengantar jenazah bukanlah pekerjaan yang ringan untuk saat seperti sekarang ini.
Apalagi dengan adanya pandemi dari virus corona ini membuat banyak orang mulai ketakutan apabila ada orang yang meninggal dunia.
Hal itupun membuat petugas medis apa lagi petugas pemakaman menjadi sorotan.
Sebab ketakutan masyarakat akan adanya orang meninggal dan dikuburkan dengan prosedur seperti jenazah pasien covid-19 menjadi momok bagi petugas medis maupun petugas pemakaman.
Di Kota Padang, Sumatera Barat baru-baru ini viral di media sosial perjuangan dari petugas pemakaman dalam mengantar jenazah covid-19 ke peristirahatan terakhirnya.
Dalam sebuah foto yang beredar memperlihatkan perjuangan petugas medis yang harus menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan susuri sungai.
Hal itu hanya demi bisa memakamkan jenazah pasien covid-19 sesuai prosedur dan dengan layak.
Sejumlah petugas dengan APD lengkap terlihat membawa peti mati saat menyebrangi sungai.
Baca Juga: Tak Hanya Corona, di Lab Wuhan Ternyata Ada Ribuan Virus Mematikan
Petugas mengantarkan jenazah ke pemakaman tersebut menggunakan perahu karet.
Melansir dari Kompas.com, salah satu petugas oemakaman jenazah covid-19 Kota Padang, Dedy Darmady (35) membenarkan foto yang beredar tersebut.
Dedy pun mengungkapkan kejadian tersebut terjadi pada hari Jumat (17/4/2020) yang lalu.
Ia menceritakan, saat itu dirinya dengan ketujuh rekannya berusaha mengantar jenazah covid-19 asal Padang.
Namun, pihak keluarga korban meminta agar jenazah dibawa ke pemakaman keluarga di Koto Baru, Kabupaten Solok.
"Kebetulan keluarga korban meminta dimakamkan di kampung halamannya. Kita memiliki kewajiban untuk mengantarkannya," kata Dedy yang dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).
Padahal jarak dari Kota Padang ke tempat pemakaman yang dituju sekitar 53 kilometer.
Atau kurang lebih membutuhkan waktu sekitar dua jam dari kota Padang untuk dapat sampai ke tempat pemakaman yang dimaksud.
Sebenarnya hal seperti ini sudah biasa menurut Dedy semenjak dirinya menjadi pengantar jenazah.
Namun yang menjadi pembeda adalah jenazah yang diantarkan ini adalah korban dari virus corona dan dirinya serta rekan-rekannya harus menggunakan APD lengkap.
Lantaran risiko pekerjaan yang dijalani oleh Dedy ini membuat istrinya sempat syok.
Hal tersebut karena tugas dan pekerjaan yang diemban suaminya itu sangat berisiko tinggi tertular virus dari jenazah.
Namun dengan penjelasan yang diberikan oleh Dedy kepada istrinya, akhirnya sang istri mengerti.
"Tiba di rumah diceritakan ke istri, istri sempat syok. Namun setelah diberi penjelasan, istri akhirnya memakluminya," jelas Dedy yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang.
Meski pekerjaan yang diemban sangat rentan dan berpotensi terluar, namun ia mengaku selalu disiplin dalam menjalankan prosedur dan SOP yang telah ditentukan oleh tim medis.
Usai melakukan pemakaman jenazah itu, ia selalu membakar APD yang dikenakan.
Termasuk mandi sebelum pulang ke rumah.
"Ini saya lakukan sebagai antisipasi agar tidak tertular. Saya selalu berdoa agar diberi kesehatan," kata Dedy.(*)