Insiden penolakan jenazah covid-19 itu disampaikan oleh pelaksana tugas Wali Kota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo pada hari Senin (13/4/2020).
“Warga yang takut dan tidak paham kemudian diprovokasi oleh provokator. Oknum yang hanya ingin mencari panggung. Ia menggerakkan anak-anak muda yang dengan mudah digerakkan. Namun, setelah diberi penjelasan dan saya yakinkan, mereka akhirnya mengerti dan menerima pemakaman jenazah tersebut,” kata Teno, dikutip dari Harian Kompas.
Teno pun menghimbau masyarakat untuk menjunjung nilai-nilai kemanusiaan di saat-saat seperti pandemi ini.
"Tetap junjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Agama kita mengajarkan kita harus memuliakan jenazah. Kita harus memakamkan jenazah dengan baik. Mari kita tempatkan, kalau posisi jenazah itu adalah seperti kita atau keluarga kita,” ujarnya.
Wargapun dimintanya untuk jangan terprovokasi kabar bohong atau hoaks yang beredar.
Sebab Teno menambahkan bahwa penanganan jenazah covid-19 telah sesuai prosedur kesehatan dan keamanan.
"Mari kita bergotong royong mencegah penyebarannya. Semua info yang valid itu dari web pemkot,” kata politisi PDI Perjuangan itu menambahkan.
Insiden penolakan jenazah pasien virus corona oleh masyarakat Pasuruan sempat viral di media sosial beberaoa waktu lalu.
Bahkan warga sempat berunjuk rasa menilak jenazah dimakamkan di daerah mereka.