Follow Us

Sedari Awal Manusia Ada, Virus Berbahaya Melebihi Corona Ternyata Sudah Mengintai, Namun Makhluk Ini Menyelamatkan Kehidupan Para Homo Sapiens

Seto Ajinugroho - Sabtu, 11 April 2020 | 07:00
Sedari Awal Manusia Ada, Virus Berbahaya Melebihi Corona Ternyata Sudah Mengintai, Namun Hewan-hewan Ini Menyelamatkan Kehidupan Para Homo Sapiens
Pexels

Sedari Awal Manusia Ada, Virus Berbahaya Melebihi Corona Ternyata Sudah Mengintai, Namun Hewan-hewan Ini Menyelamatkan Kehidupan Para Homo Sapiens

Sosok.ID - Tak pelak adanya virus corona membuat manusia sadar kita bukanlah makhluk superior.

Masih banyak hal diluar sana yang belum diketahui justru lebih kuat dibanding manusia.

Maka sepantasnya kita menjaga dan menyeimbangkan alam mengesampingkan keserakahan duniawi.

Ada banyak wilayah di seluruh dunia yang memicu munculnya virus baru.

Baca Juga: Meninggalnya Artis-artis dan Tokoh Figur Tanah Air, Tiga Penujum Ini Sempat Beberkan Penerawangan soal Kemalangan Dunia Selebriti hingga Penyakit Misterius di Tahun 2020

Para ilmuwan mengatakan, virus-virus yang mengintai manusia ini pun sulit untuk dipahami.

Dan tidak hanya di daratan, virus yang belum teridentifikasi juga banyak yang berasal dari lautan.

Meski begitu, sebuah tim penelitian yang dipimpin oleh ahli ekologi kelautan, Jennifer Welsh dari Royal Netherlands Institute for Sea Research (NIOZ) menyebutkan bahwa banyak virus yang dimangsa oleh beberapa hewan di laut.

Di laboratorium, dalam serangkaian percobaan, para peneliti memeriksa bagaimana berbagai organisme laut non-inang mampu membasmi partikel virus dari lingkungan akuatik, secara aktif maupun pasif.

Baca Juga: Baku Tembak TNI-Polri Sergap Dalang Pembunuh Karyawan PT Freeport di Distrik Iwaka, Berondong Peluru Aparat Tewaskan 2 Anggota KKB Papua

Dari 10 spesies hewan yang diuji, ternyata kepiting, kerang, tiram, dan spons yang paling efektif untuk mengurangi virus.

"Dalam percobaan kami, spons mengurangi kehadiran virus hingga 94 persen dalam waktu tiga jam,” ungkap Welsh. Dan bahkan setelah 24 jam, angkanya mencapai 98%.

Source : Nat Geo

Editor : Seto Ajinugroho

Baca Lainnya

Latest