Perannya pun kini ganda, selain merawat pasien untuk segera sembuh, Minarsih juga harus menyemangati semua pasien agar tak stress saat menjalani isolasi dan pengobatan.
Dalam mengemban tugas tersebut juga ada kendala yang harus dihadapi oleh dirinya dan rekan sekerjanya.
APD (alat pelindung diri) yang minim membuat Minarsih dan rekan medis lainnya harus menyiasati hal tersebut dengan tak terlalu sering masuk ruang isolasi.
“Kami terpaksa mengurangi intensitas keluar masuk ruang isolasi karena keterbatasan APD. Di zona merah, APD hanya bisa dipakai sekali dan langsung dibuang,” jelas Minarsih.
Selain kendala tersebut, salah satu rekannya yang termasuk perawat senior di sana, Tri Sudaryati (54) pun sempat dikucilkan di lingkungannya.
Alasannya tak lain lantaran dia adalah perawat yang bersinggungan langsung dengan pasien positif corona.
“Mereka mengucilkan saya karena dianggap bisa menularkan virus. Padahal tidak sesederhana itu,” katanya.
Tak hanya oleh tetangga di rumah, beberapa rekan kerja di rumah sakit turut menjaga jarak dengan para tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi.
Sampai-sampai para pahlawan negara itupun harus terpisah dengan anak mereka lantaran takut bisa membawa penyakit bagi buah hati.