Follow Us

Keputusan Jokowi soal Mudik Lebaran Terlalu Ambigu dan Tidak Tegas, Luhut Sebut Diizinkan tapi Jangan Dilakukan: Nanti Bawa Penyakit

Rifka Amalia - Jumat, 03 April 2020 | 13:20
Presiden Jokowi telah memutuskan untuk tidak melarang masyarakat yang hendak mudik lebaran meski pandemi Covid-19 kian merebak di Indonesia.
Tribunnews.com

Presiden Jokowi telah memutuskan untuk tidak melarang masyarakat yang hendak mudik lebaran meski pandemi Covid-19 kian merebak di Indonesia.

Bagi masyarakat miskin yang bersedia tidak mudik, pemerintah akan mmberi bantuan sosial, kata Luhut.

Pemerintah juga tengah mengkalkulasi untuk memundurkan hari libur nasional yang terhambat karena corona, menggesernya ke akhir tahun.

Baca Juga: Ringankan Beban Rakyat, Cuma Beberapa Jam setelah Jokowi Umumkan Listrik Gratis Bagi 24 Juta Rumah Tangga, PLN Balas dengan Hal Ini di Situsnya

Luhut juga memohon kepada masyarakat yang tetap mudik untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari di kampung halamannya.

"Kalau masih ada masyarakat yang ingin mudik dia harus ikut masuk karantina tadi. Dan kemudian pemeriksaan kesehatan di kampungnya," jelas Luhut.

Luhut mengatakan, pemerintah akan memastikan penggunaan angkutan umum agar sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19, khususnya terkait jaga jarak.

Misalnya ada pembatasan dari bus yang semula berkapasitas untuk 40 orang, hanya boleh mengangkut 20 orang, sehingga tarif mudik kemungkinan akan melonjak.

Baca Juga: Berita Gembira di Masa Karantina, Presiden Jokowi Bakal Gratiskan Listrik Bagi Pengguna Daya 450 Volt Ampere, Pelanggan 900 VA Dapat Diskon hingga 50 Persen!

Dua pernyataan berbeda

Keputusan tidak adanya pelarangan mudik juga terkesan ambigu.

Dua pejabat istana bahkan memberikan keterangan berbeda ke media.

Mulanya, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengirim siaran pers yang menjelaskan bahwa Presiden membolehkan mudik.

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest