Namun Musyafak menegaskan, positif rapid test tak menjamin seseorang terinfeksi corona.
“Dari rapid test ini, 300 siswa positif, tapi rapid test, bukan Covid-19. Ini yang harus diluruskan, karena rapid test hanya memeriksa antibody, antibody saja tidak spesifik Covid-19,” ucapnya.
Kendati demikian, 300 siswa tersebut belum melakukan rangkaian tes virus corona yang lain seperti swab.
Pihak Polri pun memasukkan 300 siswanya sebagai orang dalam pengawasan (ODP).
Sebagai seorang ODP, para siswa harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di dalam dormitori Setukpa.
Siswa-siswa itu dimasukkan dalam ruangan terpisah dan disuntik vitamin C demi meningkatkan imunitas.
Musyafak menuturkan, berdasarkan pemeriksaan sementara, 300 siswanya dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan gejala Covid-19.
Hasil rontgen juga menunjukkan kondisi organ pernapasan siswanya dalam keadaan baik.
“Kemarin foto rontgen, saya mau melihat apakah ada gangguan pada paru-parunya, ternyata normal semua,” katanya.
Setelah karantina 14 hari, siswanya akan mengikuti swab test Covid-19.