Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jaga Kedaulatan Pangan Nusantara, Petani dan Nelayan adalah Pahlawan yang Selamatkan Kebutuhan Dasar di Tengah Pandemi Corona

Rifka Amalia - Rabu, 01 April 2020 | 15:00
Di tengah kegelisahan masyarakat Indonesia terkait wabah virus corona, sektor pertanian tetap berusaha menjaga ketahanan pangan.
Kompas.com

Di tengah kegelisahan masyarakat Indonesia terkait wabah virus corona, sektor pertanian tetap berusaha menjaga ketahanan pangan.

Sosok.ID - Di tengah kegelisahan masyarakat Indonesia terkait wabah virus corona, sektor pertanian hadir membawa setitik harapan.

Saat pemerintah memberi imbauan untuk melaksanakan social distancing (menjaga jarak sosial) dan di rumah saja, para petani di lapangan masih bekerja untuk mencukupi kebutuhan pangan Nusantara.

Seperti diketahui, hingga Selasa (31/3), Indonesia telah melaporkan penambahan kasus virus corona menjadi 1528.

Baca Juga: Niat Hati Pulang Kampung untuk Hindari Virus Corona, Pria Ini Malah Pergoki sang Istri Tengah Asyik Bercumbu dengan Pak Kades

Angka kematian akibat pandemi Covid-19 juga bertambah, dari yang semula 122 orang, menjadi 136 orang.

Meski demikian, 81 orang telah dinyatakan sembuh dari virus asal Wuhan ini.

Pemerintah Indonesia juga tidak main-main dalam upaya memberantas penyakit ini.

Pemerintah pusat bahkantelah menyediakan dana tambahan sebanyak Rp 405,1 triliun demi memerangi pandemi ini.

Baca Juga: Ustaz Dhanu Beberkan Perihal Pandemi Corona di Indonesia : Jangan Sampai Kita Melawan Virus

Sementara itu, disaat sekor lain diselimuti kekhawatiran akan pekerjaannya, sejumlah petani di Purwakarta dan Subang, Jawa Barat, tetap menggelar panen.

Mereka tetap beraktivitas layaknya hari biasa demi menjaga ketahanan pangan.

Melansir Kompas.com, Ketua DKM Tajug Gede (Masjid Agung) Cilodong sekaligus wakil ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi mengatakan, salah satu kegiatan panen itu dilakukan di tanah depan halaman rumahnya di Subang dan sekitar Tajug Gede Cilodong.

Menurut Dedi, sebanyak 4 hingga 5 ton per hektare padi telah di panen di dua lokasi tersebut.

Baca Juga: China Tidak Kapok! Belum 100 Persen Bebas Corona, Pasar Wuhan Balik Lagi Jual Kelelawar dan Hewan Liar Lainnya, Auto Bikin Resah Masyarakat Dunia

Untuk membantu menjaga ketahanan pangan, Dedi berencana mennam padi gogo di 2.000 lahan dengan status Hak Guna Usaha (HGU) yang tak berfungsi.

Varietas padi ini dipilih karena tak membutuhkan sawah.

"Meski tugas saya sebagai anggota DPR adalah pengawasan, tapi saya juga seorang petani. Saya akan coba mengembangkan padi gogo saat sekitar Desember nanti," ujarnya.

Pihak Komisi IV kata Dedi, telah melakukan rapat virtual guna membahas dampak kedaulatan pangan akibat corona di Indonesia.

Baca Juga: Bisa Mudik, Peneliti ITB Sampaikan Kabar Baik Bahwa Pandemi Corona di Indonesia Segera Berakhir

Menurutnya, petani dan nelayan adalah penyelamat bangsa yang memberikan secercah harapan bagi Nusantara.

"Jadi sektor yang diandalkan hari ini untuk menyelamatkan Indonesia adalah sektor pertanian dan kelautan yaitu meningkatkan produktivitas para petani untuk terus memproduksi pangan rakyat," kata Dedi.

Dedi juga mengusulkan kepada pemerintah agar memberikan bantuan khusus pada buruh tani, buruh perkebunan, dan nelayan.

"Buruh tani, buruh perkebunan, dan nelayan itu harapan kita semua. Industri bisa terhenti oleh wabah virus corona tapi petani dan nelayan bisa tetap produktif," kata Dedi, dikutip dari Tribun Jabar.

Baca Juga: Boyong 20 Selirnya Selama Jalani Isolasi Diri, Raja Thailand Sampai Sewa Satu Gedung Hotel Mewah di Luar Negeri untuk Hindari Virus Corona

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, jika sektor industri lumpuh karena turunnya produksi akibat kebijakan Work From Home dan Physical Distancing, maka sektor pertanian dan kelautan dapat diandalkan.

"Jadi pemerintah harus memberikan bantuan khusus untuk mereka agar tetap produktif," lanjutnya.

Komisi IV DPR RI juga berencana membuat rapat dengar pendapat (RDP) untuk membahas stimulus-stimulus yang wajib diberikan pemerintah kepada petani dan nelayan agar bisa meningkatkan produksinya.

"Karena masalah pokok negara yang mengalami problem darurat itu sebenarnya dua hal, untuk ketersediaan pangan dan protein," jelasnya, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Main Petak Umpet, Pasien Positif Corona dengan Gangguan Jiwa Kabur dari Isolasi, Petugas Kesehatan Dilempari Batu

Adapun dalam rapat kerja secara virtual dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perikanan dan Kelautan, serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyepakati untuk melakukan realokasi anggaran.

Menurutnya, dana rutin di setiap kementerian seperti dana perjalanan dinas, seminar, FGD, ongkos kantor, dan lainnya dapat disisihkan.

Dana itu nantinya akan dialokasikan menjadi dana bantuan untuk meningkatkan produktivitas petani dan nelayan. (*)

Source :Kompas.comTribun Jabar

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x