Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Berani Jamin Wabah Virus Corona di Indonesia Bakal Berakhir pada Bulan Juni, Pakar Ini Minta Pemerintah untuk Penuhi Satu Syarat, Apa Itu?

Dwi Nur Mashitoh - Senin, 30 Maret 2020 | 16:13
Petugas keamanan bandara berjaga saat wisatawan asal China baru mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (28/1/2020). Saat ini ada sekitar 40.000 penumpang keberangkatan dan kedatangan internasional yang hilir mudik ke Bandara Soekarno-Hatta. Data terakhir mencatat wabah Corona sudah me
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Petugas keamanan bandara berjaga saat wisatawan asal China baru mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (28/1/2020). Saat ini ada sekitar 40.000 penumpang keberangkatan dan kedatangan internasional yang hilir mudik ke Bandara Soekarno-Hatta. Data terakhir mencatat wabah Corona sudah me

Sosok.ID - Jumlah kasus virus corona masih terus meningkat, baik di seluruh dunia maupun di Indonesia sendiri.

Vaksin untuk menangani pandemi global ini pun masih belum ditemukan hingga kini.

Tentunya banyak masyarakat yang bertanya-tanya, kapan wabah Covid-19 ini berakhir?

Saat ini masyarakat Indonesia dibuat was-was dengan adanya wabah virus corona.

Baca Juga: Perangi Virus Corona Agar Tak Menyebar Luas, Beberapa Wilayah Terapkan Lockdown Lokal, Simak Daftarnya!

Sehingga kita harus membatasi waktu keluar rumah dan lebih banyak untuk mengurung diri, sebagai salah satu cara untuk memutus rantai penularan.

Hingga kini, kita tidak tahu pasti sampai kapan situasi seperti ini akan berakhir, namun dalam sebuah pernyataan seorang pakar di Indonesia menjelaskan bagaimana virus ini bisa berakhir.

Mengutip dari GridHealth, seorang pakar Matematika Fakultas MIPA UNS Solo Prof.Dr. Sutanto Sastraredja, DEA memberikan penjelasan untuk mengakhiri wabah ini.

Menurutnya, wabah ini akan hilang dari Indonesia pada 10 Juni 2020, namun dengan syarat pemerintah melakukan karantina total alias lockdown.

Baca Juga: Positif Terjangkit Covid-19, Perawat Pasien Corona Ini Curhat Pada Ganjar Sempat Pingsan Dan Rindukan Buah Hatinya: Anak Sering Tanya Mama Kapan Pulan?

Namun, jika tidak dilakukan dia khawatir jumlahnya akan terus bertambah.

Meski demikian, Prof. Sutanto menjelaskan hal ini tentu dengan dasar yang kuat, kesimpulannya muncul setelah melakukan simulasi bersama dengan mahasiswanya.

Mereka membuat simulasi dengan persamaan deferensial berdasarkan kecepatan pertambahan kasus positif virus corona di Indonesia selama ini.

Simulasi ini juga untuk menjawab perdebatan apakah Indonesia harus melakukan kebijakan lockdown atau tidak.

Baca Juga: Panas! Ditengah Lockdown Corona, Ibu Kota Arab Saudi Malah Diserang Rudal Balistik

Sutanto menyebut lockdown mungkin kan berdampak besar bagi negara, misalnya perekonomian akan lumpuh dalam beberapa waktu.

Namun, ini akan berdampak besar, dan sangat efektif menghentikan wabah dalam waktu yang lebih singkat.

"Saat ini tingkat kematian, pasien Covid-19 cukup tinggi, mulai dari 8,4% naik menjadi 9% tapi kini turun lagi menjadi 8,6%," katanya.

Artinya orang sehat saja bisa terinfeksi sewaktu-waktu tanpa mengetahui apakah dia terinfeksi atau tidak.

Baca Juga: Kisah Wei Guixian, Orang yang Diduga Terjangkit Virus Corona Pertama Kali Dari Pasar Ikan di Wuhan: Jika Pemerintah Bergerak Cepat Mungkin Sedikit yang Mati

Hingga akhirnya baru ketahuan ketika sudah parah dan akhirnya meninggal dunia, sebut Sutanto dalam video presentasinya di akun Facebook Selasa (24/3).

Hal yang berbahaya adalah ketika seseorang terinfeksi namun tidak menyadari dia juga menularkan ke orang-orang yang sehat.

Faktor inilah yang dinilai membuat wabah virus corona sangat sulit untuk hilang dari Indonesia, apa lagi dengan rasio kematian yang lumayan tinggi.

Simulasi yang dilakukan Sutanto dan timnya membagi kondisi masyarakat menjadi empat susceptible (rentan), infected (terinfeksi) quarantined (dikarantina) dan recovered (sembuh).

Baca Juga: Sekian Lama Dilacak, Orang Paling Pertama yang Terinfeksi Covid-19 alias Pasien Zero Corona di Wuhan Mulai Terungkap, Ternyata Inilah Sosoknya

"Susceptible, yaitu orang yang sehat tapi rentan terinfeksi, ini sangat dipengaruhi oleh kontak yaitu Beta."

Kalau Beta ini besar, orang sering bertemu dan berkerumun maka Betanya juga akan besar pula, ada orang akan berpindah menjadi infected atau terinfeksi.

Orang yang terinfeksi akan bisa meninggal, namun ada juga yang sembuh sementara orang yang terinfeksi harus dikarantina total.

Besarnya angka karantina tergantung kemampuan negara dan masyarakat dalam mengisolasi diri.

Baca Juga: Pemerintah Tak Bertindak, Warga Yogyakarta Ramai-ramai Lakukan Aksi Lockdown Mandiri dengan Tutup Akses Kampung Masing-masing : Ini Bukan Protes Tapi untuk Melindungi Wilayah Kami dari Virus Corona!

Menurut Sutanto, penyelesaian pandemi ini tergantung kemampuan kecepatan karantina Alfa dan kecepatan penularan penularan beta,

Jika Alfa besar, artinya banyak orang terinfeksi masuk karantina total.

Setelah perawatan, orang yang sembuh bisa terinfeksi kembali namun dengan karantina masih bisa dihindari.

"Dari 267 juta jiwa jumlah orang yang terinfeksi di Indonesia bisa mencapai 6.600.000 orang, kemudian akan menurun dan kami hanya melakukan revisi sampai 10 Juni atau 100 hari sejak virus corona di temukan di Indonesia."

Baca Juga: Seorang Warganya Positif Corona, Wali Kota Tegal Langsung Terapkan Lockdown : Ini Pillihan Pahit Tapi Lebih Baik Saya Dibenci Warga daripada Maut Menjemput Mereka

Sutanto menjelaskan jika kondisi ini dijalankan terus menerus, pada 10 Juni vius ini akan menurun tetapi belum hilang.

Percepatan karantina harus dilakukan untuk mengejar laju kontak dan penularan.

Semakin tinggi jumlah orang bertemu, atau kontak, maka nilai Beta akan semakin besar, sebaliknya jika semakin cepat dikarantina nilai Alfa akan semakin kecil.

(Afif Khoirul M)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Seorang Pakar Menjamin Virus Corona di Indonesia Akan Turun Pada Bulan Juni, Tapi Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Jika Tidak Dilakukan Kemungkinan Justru Hal Ini yang Terjadi

Source : intisari online

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x