Sosok.ID - Sebuah gubuk sederhana di area pemakaman di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat jadi tempat istirahat sederhana bagi beberapa orang ini.
Mereka adalah petugas di Tempat Pemakaman Umum di sana yang harus siaga setiap saat.
Tak seperti bulan-bulan yang lalu, pekerjaan mereka kini terasa agak berat tiap harinya.
Sudah selama seminggu ini, mereka disibukkan dengan tugas untuk menggali kuburan yang tak seperti biasanya.
Lantaran kesibukan yang tak seperti biasanya mereka pun harus berbagi tugas tiap harinya.
Di area pemakaman ini, beberapa hari sudah mereka harus siaga dari jam 07.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.
Kesibukan yang tak seperti biasanya dalam hal menggali kuburan itu mereka lakukan lantaran area TPU dimana mereka bekerja adalah salah satu lokasi untuk memakamkan pasien corona yang meninggal dunia.
Area TPU di Kalideres itu telah ditetapkan sebagai salah satu tempat pemakaman bagi jenazah korban virus corona sejak hari Jumat (20/3/2020) lalu.
Bukannya tak paham, mereka pun sadar betul tugasnya kali ini cukup berat dan menguras tenaga dan pikiran.
Sebab merekalah yang mempersiapkan pemakaman bagi jenazah yang menjadi korban Covid-19.
Rasa takut pun pernah hinggap di benak mereka, sebab tempat mereka mengais rejeki ini jadi tempat untuk pemakaman pasien corona yang meninggal dunia.
Was-was tak bisa mereka hindari tapi, para penggali kubur itu tak mundur sedikitpun lantaran apa yang mereka lakukan kali ini adalah bagian dari tugas.
"Rasa takut pasti ada, tapi kita Lillahi taala karena ini bagian dari tugas," kata Sanur (55), petugas makam di TPU Tegal Alur, dikutip dari TribunJakarta.com, Jumat (27/3/2020).
Ia punya tugas baru, yaitu memakamkan jenazah korban corona.
Sanur mengatakan, setiap harinya jumlah korban corona yang dimakamkan di TPU Tegal Alur kian bertambah.
"Kemarin ada sembilan sampai jam 10 malam, sekarang (sampai Pukul 16.00 WIB) sudah lima yang dikubur," kata Sanur.
Sedangkan di sela waktu ketika tak ada jenazah yang datang, dimanfaatkan para petugas makam untuk menggali liang lahat sebanyak mungkin.
Berbeda dengan makam bagi jenazah sebelum wabah virus corona merebak, merekapun saat ini harus menggali kuburan lebih dalam dari biasanya untuk jenazah covid-19.
Hal itu dilakukan untuk menjaga agar jenazah tersebut lebih aman dan tak menularkan virus tersbut.
Kendati sebenarnya Sanur memastikan bahwa jenazah yang dimakamkan sangat kecil kemungkinannya untuk menularkan virus.
Sebab menurut penuturannya, dalam prosesi pemakaman itu, jenazah virus corona serta tata cara pemakamannya telah dirancangkan dan diterapkan sangat ketat.
Jenazah sudah dimasukan ke dalam peti dan dilapisi plastik.
Area makam juga disemprot disinfektan saat jenazah tiba dan selesai pemakaman
Sedangkan untuk petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
"Lubangnya sekitar 2,5 meter dalamnya, panjang dan lebar juga lebih dibanding makam biasa karena ikutin ukuran peti," kata Sanur
Hal senada disampaikan Asep (40) rekan kerja Sanur.
Setiap harinya sebelum pulang ke rumah, ia terlebih dahulu berganti pakaian.
Setibanya di rumah, pakaian bekas ia bekerja langsung direndam.
Sedangkan jas hujan plastik serta sarung tangan plastik yang ia kenakan saat memakamkan jenazah langsung dibakarnya. Sebab, keduanya hanya untuk sekali pakai.
"Saya juga langsung mandi. Setelah bersih baru ketemu keluarga karena ngeri juga namanya ada anak istri di rumah," kata Asep.
Baik Sanur dan Asep terus berharap agar tak semakin banyak korban corona yang meninggal serta wabah ini segera berakhir.
"Semoga aja virus ini segera berakhir dan kita semua bisa sehat," ucap Asep. (*)