Pada awal merebaknya virus corona di China bulan Desember dan memuncak pada bulan Januari lalu, Levitt memprediksi apa yang akan terjadi di China pada waktu itu.
Apa yang diprediksinya itu ternyata sangat akurat dengan fakta yang terjadi di China pada waktu tersebut.
Saat ini, dia memperkirakan, situasi serupa akan terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia yang terdampak corona.
Jika sejumlah ahli epidemiologi memprediksi akan ada gangguan sosial besar-besaran dan berkepanjangan serta jutaan kematian, analisis Levitt justru berkebalikan dengan skenario mengerikan itu.
"Yang kita butuhkan saat ini adalah mengendalikan kepanikan. Dalam skala besar, kita akan baik-baik saja," katanya, seperti dilansir dari LA Times.
31 Januari, China mencatat 46 kasus kematian baru karena Covid-19 dan 42 kematian baru sehari sebelumnya.
Meski jumlah kematian meningkat setiap harinya, tetapi tren kenaikan itu perlahan mereda.
Dalam pandangannya, fakta bahwa kasus baru yang sedang diidentifikasi berjalan lebih lambat daripada jumlah kasus baru itu sendiri adalah tanda awal bahwa lintasan wabah telah bergeser.
Dampak yang disebabkan oleh merebaknya virus corona pada penduduk dunia itu ia ibaratkan seperti mobil yang melaju di jalan raya.
"Ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan jumlah kematian akan melambat pada pekan-pekan mendatang," tulis Levitt dalam sebuah laporan yang dikirim kepada teman-temannya, 1 Februari lalu, yang secara luas dibagikan di media sosial China.