Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ilmuwan Peraih Nobel Sampaikan Secercah Harapan Mengenai Wabah Corona, Apa Itu?

Seto Ajinugroho - Jumat, 27 Maret 2020 | 18:00
Ilmuwan Peraih Nobel Sampaikan Secercah Harapan Mengenai Wabah Corona, Apa Itu?
Tribun Bali/Rizal Fanany

Ilmuwan Peraih Nobel Sampaikan Secercah Harapan Mengenai Wabah Corona, Apa Itu?

Misalnya, data Diamond Princess memungkinkannya untuk memperkirakan bahwa terkena Covid-19 menggandakan risiko seseorang meninggal dalam dua bulan ke depan.

Kebanyakan orang memiliki risiko kematian yang sangat rendah dalam periode dua bulan, sehingga risiko kematian sangatlah rendah, bahkan ketika sudah digandakan.

Terkait temuan Levitt, seorang ahli biostatistik di University of Massachusetts Amherst, Nicholas Reich, mengatakan, banyaknya perspektif para ahli dapat lebih mengarahkan pengambilan keputusan yang rumit dari para pembuat keputusan pada waktu-waktu mendatang.

Tidak separah yang terjadi

Levitt mengatakan, ia mendukung langkah-langkah kuat untuk memerangi wabah tersebut.

Menurut dia, mandat pembatasan sosial sangat penting, terutama larangan pertemuan besar, karena virus ini sangat baru sehingga penduduk tidak memiliki kekebalan terhadapnya dan vaksin kemungkinan baru bisa digunakan beberapa bulan lagi.

Meski begitu, lanjutnya, mendapatkan vaksinasi flu juga penting untuk mengurangi kemungkinan rumah sakit dibanjiri pasien karena virus corona tidak terdeteksi.

"Mungkin ini faktor (kasus membeludak) di Italia, negara dengan gerakan anti-vaksin yang kuat," katanya.

Baca Juga: Corona Membabi Buta di Malaysia, Raja dan Ratunya Harus Dikarantina Setelah Virus Covid-19 Menyerang Istana

Dia menambahkan, pemberitaan juga berkontribusi besar terhadap kepanikan yang tidak perlu di masyarakat.

Padahal, kasus penyakit lainnya yang juga menyebabkan kematian dengan angka tinggi tidak hanya virus corona, tetapi hal itu tidak banyak diberitakan.

Levitt khawatir, langkah-langkah kesehatan masyarakat yang telah menyebabkan gangguan ekonomi yang besar ini justru dapat menyebabkan bencana kesehatan mereka sendiri, seperti kemiskinan dan keputusasaan karena kehilangan pekerjaan.

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x