Total Indonesia membayar Rusia senilai 1,1 miliar dolar AS untuk 11 unit jet tempur generasi akhir Flanker Family itu.
Namun ada masalah lain yang menganjal yakni harga komoditi diatas terus berfluktuasi sehingga menyulitkan kedua belah pihak menentukan harga pembayaran.
"Situasi semakin tak jelas lantaran barang komoditas mengharuskan dipasok selama beberapa tahun," kata seorang sumber Industri senior seperti dikutip dari defenseworld.net.
"Padahal Moskow mengharapkan harga komoditas dengan harga rata-rata terendah, namun Jakarta ingin dengan harga yang jauh lebih tinggi," tambahnya.
Selain itu Indonesia juga ingin membayar uang tunai ke Rusia dalam bentuk mata uang Rupiah ke Ruble.
Diketahui sebelumnya dalam penjualan senjata Rusia ke India, skema pembayaran juga menggunakan mata uang Ruppe-Ruble.
Akan tetapi Indonesia skema pembayaran tersebut bisa menganggu perdagangan dengan AS.
"Pemerintah Indonesia khawatir dan belum melaksanakan pembayaran ini karena bisa berdampak hubungan dagang dengan AS terganggu lantaran Jakarta menikmati surplus perdagangan dengan Paman Sam senilai 12 miliar dolar AS," kata sumber tersebut.
Indonesia juga tidak mau jika nantinya batal membeli Su-35 dan mengakuisisi mesin perang dari AS bakal beresiko embargo layaknya tahun 1991-2006.