Karena tumor itu harus dihilangkan, Turner berbicara dengan ahli bedah saraf Profesor Keyoumars Ashkan, di Rumah Sakit King's College tentang kekhawatirannya akan kehilangan kemampuan untuk bermain biola lagi setelah menjalani tindakan.
Mempertahankan akurasi dan koordinasi yang diperlukan di tangan untuk memainkan biola sangat penting bagi Turner, karena musisi menggunakan jari-jari mereka untuk menyesuaikan panjang senar dengan menekannya pada fingerboard guna menghasilkan nada bervariasi.
Sebagai sesama pecinta musik, Ashkan dan tim bedah sarafnya lantas memetakan otak Turner untuk mengidentifikasi area di otaknya yang aktif ketika dia bermain biola.
Ia menunjukkan dengan tepat tempat-tempat yang bertanggung jawab untuk mengendalikan bahasa dan gerakan manusia.
Turner dan tim lantas sepakat untuk membiarkan Turner bermain biola di tengah operasi sedang berlangsung.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan syaraf yang berhubungan dengan keterampilan Turner.
Sehingga saat Turner memainkan biolanya, tim akan memantau bagian-bagian otak yang aktif dengan, dan berusaha sebaik mungkin untuk mengangkat tumor tanpa menyenggol area yang berhubungan dengan gerakan Turner dalam bermain biola.
Sementara Turner dipantau oleh ahli anestesi dan terapis, Ashkan dan tim membuka bagian tengkoraknya (disebut kraniotomi) dan membangunkannya untuk bermain ketika tumor diangkat.
Operasi tersebut sukses, Ashkan dan tim berhasil mengangkat sekitar 90 persen tumor di otak Turner.
"Biola adalah hasrat saya. Saya telah bermain sejak saya berusia 10 tahun." ungkap Turner, dikutip Sosok.ID, dilansir dari Daily Mail, Jumat (21/2/2020).