Mereka tinggal sebatang kara dan tak miliki keluarga, ketiganya kini menjadi saudara di negara konflik tersebut.
Kisah mereka hampir sama saat dibawa orang tuanya ke negara yang tersebut saat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Islamic State of Iran and Suriah (ISIS).
Mereka tak tahu apa yang dilakukan oleh kedua orangtuanya saat nekat tinggalkan Indonesia bahkan mereka belum cukup umur untuk mengetahui hal-hal itu.
Diusia mereka yang masih terbilang sangat muda ini mereka harus berjuang untuk bertahan hidup di negara yang entah mereka tak tahu seberapa jauh dari Indonesia.
Ketiganya menceritakan detik-detik mereka kehilangan anggota keluarga dan saling bertemu saat roket berjatuhan di tempat tinggal mereka di Suriah.
Faruk menceritakan detik-detik saat roket berjatuhan di kampung tempat tinggalnya dan keluarga di Suriah.
Di sebuah wilayah yang bernama Baghuz, ia tinggal bersama keluarganya sebelum pasukan anti-ISIS menggempur daerah tersebut.
"Terjadi serangan roket. Saya tak tahu (apa yang harus saya lakukan). Saya berlari ... dan setelah itu saya tak pernah melihat lagi keluarga saya," kata Faruk.
Tak hanya Faruk, kawannya Nasa pun juga masih ingat detik-detik puluhan roket berjatuhan di wilayah tempat tinggalnya.