Dikejuaraan dunia 1980, nama Tati Sumirah juga menjadi andalan di kejuaraan dunia bulu tangkis hingga dapat meraih perunggu.
Namun setahun setelah itu, Tati Sumirah memilih untuk gantung sepatu.
Kehidupan Tati pun berubah 180 derajat, dari masa gemerlap sebagai salah satu pahlawan Indonesia di bidang olahraga bulu tangkis, ia harus berjuang keras bertahan hidup.
Meski sempat ditawari untuk menjadi pelatih di PB Tangkas, klub yang membesarkan nama Tati Sumirah, ia menolak.
Tati beralasan tak cukup cakap menjadi seorang pelatih bulu tangkis.
Demi menyambung hidup selepas gantung sepatu, Tati Sumirah sempat bekerja sebagai seorang kasir di sebuah apotek di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Betapa berubahnya hidup Tati dari seorang yang dielu-elukan saat Indonesia juara Dunia Piala Uber.
Namun akhirnya apa yang dialami oleh Tati untuk menyambung hidup sebagai seorang kasir apotek itu didengar kawan-kawan atletnya.
Hingga dengan bantuan para rekan, Tati Sumirah sempat berganti profesi sebagai tenaga di bagian perpustakaan perusahaan minyak pelumnas di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.