Follow Us

Menilik Kejahatan HAM Pasca Reformasi 98, Surat Veronica Koman pada Jokowi soal Tahanan Politik dan Harapan Tarik Operasi Militer di Papua, Dianggap Mahfud Hanya Sampah

Rifka Amalia - Rabu, 12 Februari 2020 | 13:30
Veronica Koman dalam wawancara dengan ABC, pada Kamis (3/10/2019) malam.
ABC.net.au / ABC TV: THE WORLD via Kompas.com

Veronica Koman dalam wawancara dengan ABC, pada Kamis (3/10/2019) malam.

Menurut Vero, pernyataan Mahfud yang menganggap data tersebut sebagai sampah, hanya akan memperdalam luka bagi rakyat Papua.

"Namun tetap sangat disayangkan, mengingat ini akan memperdalam luka orang Papua," ungkap Veronica via Kompas.com, Selasa (11/2/2020).

Kendati demikian, ia mengaku tidak terkejut dengan pernyataan Mahfud.

Vero teringat ketika Mahfud menyebut bahwa tidak ada lagi kasus kejahatan HAM pasca-reformasi 1998.

Menurut dia, akan sulit bagi korban untuk mendapatkan keadilan, jika pelanggaran HAM bahkan tidak diakui oleh pemerintah.

Baca Juga: Harapan Menipis, China Tidak Tahu Siapa Patient Zero Corona Agar Bisa Buat Vaksin Anti Virus

Munculnya pernyataan Mahfud juga membuatnya pesimis.

Vero lantas mempertanyakan, bagaimana masyaraka Papua dapat menaruh harapannya pada Presiden Indonesia, Joko Widodo.

"Tidak terlalu optimis memang, tetapi setidaknya sekarang kita sudah tahu, bahwa operasi militer di Nduga masih lanjut bukan karena Presiden Jokowi tidak tahu sudah makan banyak korban," ucap Vero.

"Panglima tertinggi negara ini sudah tahu, tapi operasi tersebut tetap dilanjutkan, kemudian orang Papua diminta harus tetap menaruh harapan pada Pak Jokowi?" ucapnya, dikutip dari Kompas.com.

(*)

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest