Walaupun sebelumnya telah ada penumbuhan tanaman yang berhasil di tanam oleh tim ilmuwan ini.
Melansir dari BBC.com, Dr Salah Sallon dari Louis L Borick Natural Medicine Research Center mengungkap proses penanam fosil biji kurma hingga bisa tumbuh seperti saat ini.
Awalnya, Sallon menuturkan, fosil biji kurma itu direndam terlebih darhulu di sebuah baskom berusu air.
Setelah dirasa cukup bersih, fosil biji kurma yang dipilih kemudian disuntik dengan hormon agar cepat bereaksi.
Hal itu bertujuan biji tersebut supaya dapat menumbuhkan kecambah pada fosil peninggalan masa Nabi Isa.
Tim ilmuwan ini menggunakan sistem penginderaan radio karbon untuk mengungkapkan usia tujuh biji kurma yang mereka tanam, dan menyimpulkan usia mereka sekitar 2.000 tahun.
Analisis genetik memperlihatkan beberapa dari biji ini dihasilkan dari pohon kurma perempuan yang dibuahi oleh kurma jantan yang berasal dari berbagai daerah berbeda.
Beberapa catatan sejarah juga menyebutkan mengenai kemasyuran buah kurma dari wilayah penemuan fosil beberapa waktu lalu.
Catatan penulis Romawi Plinius Secundus menyebutkan bahwa kurma di kawasan ini punya "karakter istimewa dengan jus yang manis dan rasa seperti madu".