Sosok.ID - Permintaan tolong Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao agar warganya yang suspect virus Corona di Wuhan, China agar diisolasi pihak Indonesia akhirnya menemui titik temu.
Pasalnya Timor Leste tidak punya rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang memadai untuk mengisolasi suspect virus Corona.
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan daerahnya siap menampung 17 wara Timor Leste yang dipulangkan dari Wyhan.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda Pemerintah Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Rabu (5/2/2020) malam.
"Saya barusan lapor ke Pak Gubernur soal 17 warga negara asal Timor Leste yang dipulangkan dari China dan Pak Gubernur siap menampung mereka di NTT," ujar Marius.
Hal ini semata-mata didasari rasa kemanusiaan.
"Ini semata-mata soal kemanusiaan. Martabat manusia lebih tinggi dari segala-galanya. Kami baca di beberapa media bahwa Gubernur Bali menolak 17 warga Timor Leste, karena itu Pak Gubernur katakan NTT siap terima," kata Marius.
Meski menyatakan siap menerima, Laiskodat harus menunggu instruksi presiden Jokowi.
Lantas ada apa sebenarnya dengan rumah sakit di Timor Leste?
Mengutip Kompas.id, ternyata banyak rumah sakit Indonesia yang menjadi rujukan bagi pasien dari Timor Leste untuk berobat.
Bahkan pemerintah Timor Leste pun menyediakan anggaran khusus agar warga mereka yang membutuhkan penanganan medis bisa berobat keluar negeri.
Timor Leste mengakui jika mereka masih membutuhkan penanganan medis dari negera luar macam Indonesia.
Mengutip Tribun Jakarta yang menerbitkan artikelnya pada Agustus 2019 lalu, Business Group Head Siloam Hospitals Group, Amelia Hendra, sejak bulan Januari 2019 hingga pertengahan tahun ini (2019) tercatat kelonjakan jumlah pasien asal Timor Leste yang berobat si RS Siloam mencapai 400 persen.
Baca Juga: Masyarakat Surabaya Dirusuh Gangster, Bonek Mania Siap Libas Penganggu Keamanan Kota Pahlawan
"Memang di tahun ini itu mereka dari Januari sampai Juni saja ada kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sudah meningkat 400-an persen lah," ujar Amelia saat dijumpai di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Senin (12/8/2019).
Namun, jumlah kenaikan tersebut bukan hanya di RS Siloam Karawaci melainkan jumlah akumulasi dari RS Siloam yang tersebar di seluruh Indonesia.
Seperti Jakarta, Surabaya, Tangerang, dan Bali. RS Siloam sendiri memiliki 37 cabang di Indonesia.
Amelia meneruskan, beberapa penyakit serius dan lanjutan yang biasa ditangani Siloam kepada pasien Timor Leste seperti jantung, tumor, jantung anak, dan penyakit berat lainnya.
"Saat pasien mereka (Timor Leste) sudah tidak dapat ditangani lagi di sana, mereka butuh rujukan untuk rumah sakit yang lebih canggih, spesialis, dan komprehensif penangannnya. Seperti jantung anak, kita beruntung loh punya spesialis jantung anak, karena itu jarang sekali," ungkap Amelia.
Bahkan Wakil Menteri Kesehatan Urusan Pengembangan Kesehatan Strategis Timor Leste, Bonifacio Mau Coli dos Reis mengakui jika Indonesia merupakan negara paling strategis sebagai rujukan berobat warga Timor Leste.
"Pelayanan bagus, bahasa bagus dan sama, kalau di negara lain perlu translate. Di sini pasien bisa berkomunikasi dengan dokter," ujar Bonifacio.
"Sekitar 5 juta USD per tahun utk rujukan pasien ke luar negeri terutama Indonesia, Malaysia dan Singapura," tambahnya. (Seto Aji/Sosok.ID)