Kerabat korban, Ade (56), juga mengungkapkan bahwa korban berasal dari keluarga pra sejahtera atau miskin, asal Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Selama ini, korban dikenal sebagai anak yang senang berada di rumah dan jarang main hingga sore.
Sepekan sebelum hilang, ibu korban menyampaikan bahwa anaknya terlihat murung dan sering berdiam diri ketika di rumah.
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," jelas Ade, Senin (27/1/2020).
Wakil kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya, Saefulloh juga mengaku pernah mendapatkan informasi serupa dari guru Bimbingan Pembinaan di sekolahnya.
"Pernah ada laporan dari guru BP. Tapi kalau korban bullying, itu tidak benar. Kalau pun ada, itu paling anak-anak hanya becanda saja," singkat Saefulloh, sembari mengalihkan jawabannya ke topik lain saat dimintai keterangan wartawan, Kamis (30/1/2020), dikutip dari Kompas.com, Jumat (31/1/2020).
Namun, Saefulloh mengklaim bahwa laporan tersebut dinyatakan selesai setelah dilakukan pembinaan kepada teman-temannya di sekolah agar tak mengulangi perbuatannya.
(*)