"Ternyata setelah aku ngajar, aku jadi tahu bahwa ilmu yang diajarin geografi itu ilmu yang applicable di dunia nyata," ucap Tasya Kamila.
Hal ini lantaran Tasya harus mengaplikasikan teori yang ia dapat ke dalam berbagai pokok pembahasan.
"Kita bahas mulai dari tempat-tempat di Indonesia, mancanegara. Sampai ngebahas juga soal kegiatan ekonomi, climate change, global warming, apa pun itu yang sangat interdisipliner," kata Tasya.
"Pas banget sama aku yang belajarnya ke sana kemari. Dulu IPA kemudian ambil akuntansi, terus administasi publik di Columbia (University), di mana itu semua interdisipliner," tambahnya.
Tak berhenti sampai disitu, sembari mengenang masa-masa ketegangan ketika dirinya menghadapi ujian nasional, Tasya juga memberikan tips pada siswa-siswi yang kelak akan melaksanakan UN 2020.
Ia menyebut, dalam menghadapi ujian, diperlukan sebuah rencana belajar.
"Yang pertama aku punya study plan, rencana belajar. Aku selalu bikin, misalnya ujian masih tiga bulan lagi, nah selama tiga bulan ke depan rencana belajarku apa," kata Tasya.
Selanjutnya, ia akan mengevaluasi hasil dari pembelajarannya sebelumnya. Evaluasi ini (try out), menurut Tasya menjadi penting lantaran dapat mengetahui bagian yang msih belum dikuasi, untuk kembali ditingkatkan.
"Dari situ kelihatan kelemahan kita di mana, topik-topik apa yang perlu diasah dan harus belajar lagi. Dan yang itulah yang harus dikuasai target-targetnya," tutur Tasya.