Follow Us

Hanya Bisa Beraktifitas Sejauh 20 Meter, Mahasiswa Asal Indonesia di Kota Mati Wuhan, Begini Kondisinya Sekarang!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Minggu, 26 Januari 2020 | 10:15
Hanya Bisa Beraktifitas Sejauh 20 Meter, Mahasiswa Asal Indonesia di Kota Mati Wuhan, Begini Kondisinya Sekarang!
Kolase tangkap layar YouTube The Global dan Ancilla Delai/(istimewa) Kompas

Hanya Bisa Beraktifitas Sejauh 20 Meter, Mahasiswa Asal Indonesia di Kota Mati Wuhan, Begini Kondisinya Sekarang!

"Mereka juga membagikan surat edaran berisi pembagian masker dan sabun cuci tangan secara gratis. Kemudian terdapat relawan yang membantu di asrama," jelasnya.

Kemudian, karena terdapat larangan makan di luar, otomatis warga pun berbondong-bondong membeli bahan makanan di toko.

Mahasiswa doktoral Psikologi Pendidikan itu menuturkan, dia melihat penjual kewalahan dengan membeludaknya para pembeli.

Baca Juga: Nasri Banks, Mantan PNS Dan Guru Fisika yang Kini Jadi Grand Prime Minister 'Sunda Empire', Ini Sosoknya!

Meski begitu, pria asal Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, tersebut mengatakan, pemerintah menjamin stok pangan aman.

Dia menuturkan, selama empat hari terakhir, dia hanya tinggal di asrama karena memang terdapat anjuran untuk keluar.

Meski begitu, dia menampik sejumlah pemberitaan bahwa Wuhan disebut sebagai "kota hantu" karena begitu sepi akibat virus corona.

Fadil menjelaskan, memang sejak tiga hari lalu kota tersebut sepi tidak hanya karena virus, tetapi juga Tahun Baru Imlek.

Baca Juga: Terekam CCTV Menginap 2 Hari di Hotel Bersama Napi Korupsi, Artis Ini Diam-diam Dipanggil KPK

Fadil, mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Wuhan menceritakan pengalamannya ketika kota tersebut ditutup pemerintah akibat merebaknya wabah virus corona.
(Istimewa) via Kompas

Fadil, mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Wuhan menceritakan pengalamannya ketika kota tersebut ditutup pemerintah akibat merebaknya wabah virus corona.

"Kebetulan ini liburan kampus dan Imlek. Memang selalu sepi kalau Imlek. Karena orang Wuhan pulang kampung," jelasnya.

Dia mengaku, keberadaan virus yang sudah menelan korban hingga 25 orang itu mengganggunya, terutama saat liburan kuliah.

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest