Sosok.ID - Setelah 2 minggu menjadi buronan, predator anak di Tulungagung, Hasan (47) akhirnya berhasil diringkus oleh Polda Jatim.
Mengutip Kompas TV, penangkapan predator anak di Tulungagung, Hasan oleh Polda Jatim ini berawal ketika ada salah satu korban pencabulan yang melapor ke pihak kepolisian.
Predator anak yang namanya populer dipanggil Mami Soleh itu terbukti telah melakukan pencabulan terhadap 11 anak laki-laki di bawah umur.
Aksi bejat yang dilakukan Hasan sebagai predator anak di Tulungagung ini pun telah diungkap ke publik oleh Ditreskrimum Polda Jatim pada Senin (20/1/2020) kemarin.
Dilansir Sosok.ID dari Surya Malang, Kamis (23/1/2020), aksi senonoh ini telah dilakukan oleh Hasan sejaktahun 2019.
Aksi pencabulan terhadap 11 anak laki-laki di bawah umur ini selalu dilakukan Hasan di rumahnya, di Kelurahan Sembung, Tulungagung, Jawa Timur.
Dengan iming-iming bayaran uang, Hasan cabuli 11 anak laki-laki yang rata-rata masih duduk di bangku SMP dan SMA.
Berdasarkan pernyataan Kanit III Asusila Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Jenny Al Jauza, ada dua area di dalam rumah yang dijadikan Hasan sebagai tempat untuk mencabuli korban-korbannya.
"Kadang ya dilakukan di dalam kamar, kadang ruang tamu. Fotonya kan ada," ungkap AKP Jenny Al Jauza, seperti yang dikutip Sosok.ID dari Surya Malang.
Dari pengakuan Hasan, kebanyakan korbannya datang menghampirinya dengan alasan membutuhkan uang.
Lalu Hasan akan setuju memberikan sejumlah uang kepada korban dengan imbalan para korbannya harus mau melayani nafsu birahinya.
"Mereka datang ke saya butuh uang, terus main mau, kemudian masuk kamar terus dia telanjang," ungkap Hasan saat press rilis di Polda Jatim, Senin (20/1/2020).
Melansir Tribunnews, Kamis (23/1/2020), diketahui sebelum ditangkap lantaran mencabuli 11 anak dibawah umur, Hasan mengaku pernah jatuh cinta pada lawan jenisnya.
Pengakuan ini Hasan sampaikan di hadapan penyidik Unit III Subdit Renakta Diretskrimum Polda Jatim.
Kanit III Asusila Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Jenny Al Jauza ungkap kecenderungan perubahan orientasi seksual Hasan muncul ketika usianya sekitar 30 tahun.
Kala itu, Hasan mengaku sakit hati pernah jatuh hati dengan seorang wanita.
Namun lantaran hubungannya yang rumit, Hasan akhirnya mengalami kondisi traumatik bila berhubungan dengan wanita.
"Umur 30-an pernah pacaran, dia suka perempuan terus sakit hati. Kan gelo (kecewa) akhirnya lari ke laki laki," jelas AKP Jenny Al Jauza.
Tak hanya itu, mengutip Surya.co.id, sebelum tertangkap polisi, rupanya Hasan sempat diperingatkan berkali-kali oleh temannya untuk tak memangsa anak-anak lagi.
Namun sepertinya, saran dari temannya itu tidak diindahkan oleh Hasan.
Hasan justru rela sampai berutang ke rentenir untuk memberikan upah kencan kepada para korbannya.
"Dia itu sebenarnya tidak kaya, ke mana-mana naik sepeda. Tapi dia nekat utang hanya untuk wik-wik (hubungan badan),” ujar salah satu temannya itu, seperti yang dikutip Sosok.ID dari Surya.co.id.
Dikatakan Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol R Pitra Andrias Ratulangie, Hasan memperdaya korban-korbannya dengan memberikan iming-iming uang sebesar Rp 150-250 ribu sekali kencan.
Dan penangkapan Hasan sendiri rupanya sempat membuat pihak kepolisian Polda Jatim kewalahan.
Hasan baru berhasil diringkus polisi usai jadi buron selama 2 minggu.
Dikatakan Jenny, pihaknya sampai beberapa kali harus pulang dengan tangan hampa lantaran gagal menyergap Hasan di rumahnya.
Jenny mengatakan, kendala dalam proses penangkapan Hasan diperkirakan karena jaringan yang dimiliki predator seks itu yang luas sehingga dapat mendeteksi kedatangan polisi.
"Kami setiap kesana kerap kecium terus, 2 minggu udah pengejaran, ilang-ilang terus, ponsel dimatikan," kata Jenny seperti yang dikutip Sosok.ID dariSurya Malang.
Apalagi berdasarkan data penyidik, Hasan merupakan Ketua Ikatan Gay Tulungagung (IGA@TA) dengan jumlah anggota sekitar 500 orang anggota.
"Tapi ya mungkin dia ini bosnya (ketua ikatan gay tulungagung) jadi kayak ditutupi sama (teman) komunitas," tandasnya.
(*)