Namun menurut beberapa analis internasional, China menduduki Tibet demi mengincar kandungan mineral yang terkandung di bumi Tibet.
Pada tanggal 17 Maret 1959, Dalai Lama berhasil meloloskan diri dari pengakapan tentara China ke India oleh usaha pelarian yang dipimpin oleh Gampo Tashi, dan mendirikan semacam pemerintahan pelarian di Dharamsala, India utara sampai sekarang.
Dalai Lama dalam peringatan 50 tahun hidup di pengasingan, menyampaikan bahwa ia menuntut otonomi khusus bagi Tibet.
Sebelum Republik Rakyat Cina berdiri pada 1 Oktober 1949, Tibet sebagai negara sudah lebih dulu ada.
Tibet sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada 1913, atau 36 tahun sebelum China muncul sebagai sebuah negara (China and the Superpowers, New York, 1986: 21)
”Kami rakyat Tibet tengah memperjuangkan otonomi khusus tetapi tetap dalam kerangka Republik Rakyat China. Saya percaya seluruh rakyat Tibet akan mendapatkan keadilan,” kata Dalai Lama, seperti dikutip dari Kompas.com.
Menjelang peringatan 50 tahun pemberontakan tahun 1959, berbagai aksi anti-China meluas.
Untuk mengantisipasi protes yang berbuntut kerusuhan di kota Lhasa dan meluas ke kota lain di China tahun 2008, Pemerintah China menyiagakan pasukan tambahan di sepanjang perbatasan China-Tibet.
Baca Juga: Boleh Dicontoh Indonesia, Taktik Taiwan Lawan Kuatnya Militer China, Andalkan Peperangan Asimetris
Dalai Lama Sebagai Ancaman bagi China