“Padahal, saat penemuan jenazah Ambo Tang, Kepala Desanya datang dengan mengendarai mobil ambulans. Jadi terpaksa digotong menggunakan sarung,” kata seorang keluarga korban, Sahabuddin ketika dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (19/1/2020).
Menurut keterangannya, keluarga menggotong jenazah Kakek Ambo secara bergantian sambil berjalan kaki menempuh jarak sepanjang 10 kilometer.
Namun, Kepala Desa Bontorappo, Mustafa Dg Ngenteng membantah tuduhan tersebut.
Ia mengaku telah menghubungi pihak puskesmas untuk menyediakan jasa mobil ambulans jenazah.
Tetapi pihak keluarga tak mau menunggu kedatangan mobil jenazah dan langsung menggotongnya.
"Saya sudah menghubungi pihak puskesmas agar mengirim mobil ambulans jenazah dan sementara dalam perjalanan ke lokasi penemuan jenazah Ambo Tang, tapi pihak keluarga tidak mau menunggu dan langsung menggotong jenazah," bantahnya.
Mustafa juga mengungkapkan bahwa keluarga terburu-buru mengambil jenazah Kakek Ambo.
"Padahal kan, kalau ada penemuan jenazah itu harus menunggu dulu datangnya polisi. Jadi polisi belum datang dan mobil ambulans jenazah belum datang, tapi jenazah Ambo Tang sudah dibawa pihak keluarga," bebernya
Kabar meninggalnya Kakek Ambo telah menjadi viral di media sosial seperti Instagram.