Utami menceritakan jika ketika bergabung dalam DEC Dulu sempat ada iuran kartu anggota (KTA) sebesar Rp 15 ribu.
"Selain iuran KTA suruh bayar seragam juga senilai Rp 3 juta. Seragamnya itu dulu seperti army atau militer loreng-loreng," katanya.
Totok Santosa Hadiningrat, atau Sinuhun itu sendiri menjanjikan mendatangkan Dolar Amerika Serikat ke Indonesia.
Uang tersebut untuk membiayai kegiatannya dan memberi kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.
Karena merasa tidak ada kegiatan yang jelas dan hanya kumpul-kumpul saja, Utami akhirnya keluar dari EDC.
"Bilangnya bergerak di bidang kemanusiaan, tetapi nyatanya belum ada yang disalurkan. Karena keberadaanya EDC itu dulu masih merintis disini," tambahnya.
Sri utami yang hanya berjarak 2 rumah dari Istana Keraton Agung Sejagad (KAS) menceritakan jika sedang tidak ada kegiatan rumah atau istana itu kosong.
Rumah atau istana itu kosong karena para anggota atau yang disebut punggawa kerajaan berasal dari luar dan mereka bekerja masing-masing.
Warga sekitar jarang melihat secara langsung karena memang setelah datangnya batu besar ada sedikit ketakutan.
"Mengganggu sih sebenarnya, tetapi selama tidak mengganggu masyarakat tidak masalah, karena mereka itu kejawen," paparnya.