Setelah nobar, Aryza teringat jika suaminya kala itu juga menyusun skripsi dengan mengambil tema sepakbola.
Namun dengan kesebelasan dan pendekatan penelitian yang berbeda pula.
"Cuman dia membahas pemain Chelsea bernama Frank Lampard," ujar perempuan yang kini sudah dikaruniai seorang anak ini.
Meskipun telah mendapat ide baru, Aryza mengaku sempat bimbang dengan temanya itu.
Ini lantaran peminatan yang ia ambil, yaitu linguistik.
Aryza kemudian membuka memorinya ketika awal-awal perkuliahan dan menyadari bahwa dirinya pernah belajar discourse analysis.
"Itu saya belajar tentang tanda penanda," tuturnya.
Discourse analysis inilah yang kemudian hari akan membantu Aryza dalam menyusun skripsinya hingga selesai.
Sesudah menemukan ide baru dan landasan berfikir discourse analysis, perempuan yang sekarang tinggal di Kota Bekasi ini berkonsultasi dengan dosen pembimbing dari kelompok lain.
"Dan beliau ini mengerti banget sama bola, tapi beda tim, beliau fansnya Liverpool. Alhamdulillah nyambung juga," lanjut Aryza.