Produksi massal Katyusha ini tak lain dan tak bukan demi melawan Nazi Jerman yang bersiap menyerang Uni Soviet lewat operasi Barbarossa-nya.
Dalam gelar operasinya, Katyusha dapat membawa 16 buah roket BM-13.
Saat Front Timur Perang Dunia II berkecamuk, Katyusha sangat diandalkan oleh tentara Merah Soviet untuk melawan Jerman.
Di pihak Jerman sendiri Katyusha merupakan momok menakutkan lantaran bisa melakukan tembakan salvo terus menerus yang menghujani pertahanan mereka dari atas tanpa bisa ditangkis.
Usai Perang Dunia II berakhir, Soviet bingung karena mereka terlalu banyak memproduksi Katyuhsa.
Dari pada jadi barang rongsok tak terpakai, Soviet menjual murah MLRS ini ke sejumlah negara diantaranya Afghanistan, Angola, Cekoslovakia, Mesir, Jerman Timur, Hungaria, Iran, Irak, Mongolia, Korea Utara, Polandia, Suriah, Yaman, dan Vietnam.
Luar biasanya Iran dapat merawat Katyusha hingga sekarang dan masih berfungsi normal untuk menyerang pangkalan militer AS. (Seto Aji/Sosok.ID)